Jumat 01 Oct 2010 09:23 WIB

Tujuh Pidato Seru Pemimpin Dunia di Sidang Umum PBB

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf
Salah satu pertemuan di Sidang Umum PBB
Foto: ap
Salah satu pertemuan di Sidang Umum PBB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sejak berdiri usai berakhirnya Perang Dunia II, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi simbol harapan akan hadirnya tatanan dunia yang lebih adil, bermartabat dan minim prasangka. Nyatanya, selama perang dingin antara AS-Uni Soviet di masa lalu menjadi bukti lembaga ini tidak bergigi.

Pasca Soviet runtuh, giliran AS yang menggantikan peranan PBB. Lahirnya Cina, Brasil, dan Rusia sebagai calon adidaya baru kembali menguji eksistensi lembaga ini. Belum lagi negara-negara yang mendapat julukan 'Bad Boy' oleh AS seperti Venezuela, Iran dan Korut menjadikan sidang Umum PBB sebagai ajang untuk 'mengumpat' ketidakadilan AS di dunia. Jika dibayangkan, dari sekian banyak pemimpin dunia yang bercuap-cuap dalam sidang tertinggi di lembaga itu, manakah yang terbilang kontroversial? Berikut tujuh pidato kontroversial versi Christian Science Monitor :

1. Nikita Khrushchev, PM Uni Soviet 1960

Jauh sebelum wartawan Irak melemparkan sepatu kepada mantan Presiden AS, George W Bush, delegasi Filipina mengkritik secara lantang kebijakan Uni Soviet di Eropa Timur. Begitu tajamnya kritik itu hingga orang nomor satu di negeri Tirai Besi itu memukul-mukul meja sidang dengan sepatunya.

2. Fidel Castro, Mantan Pemimpin Kuba

Semasa jaya, Castro bisa dibilang musuh nomor satu AS di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Begitu bencinya Castro terhadap AS sehingga dia begitu memanfaatkan porsi yang diberikan kepada negara-negara anggota PBB untuk menyuarakan pandangannya. Bayangkan, untuk mengumpat AS, Castro bisa menghabiskan waktu 4,5 jam.

Boleh dibilang, pidato itu merupakan yang terpanjang sepanjang sejarah Sidang Umum PBB. "Jika Kennedy bukan seorang yang jutawan buta huruf dan bodoh, ia akan mengerti bahwa tidak mungkin untuk meletuskan revolusi pemilik tanah terhadap petaninya. Mungkin itu yang kemudian menjadikannya terpilih dan mengalahkan Nixon," kata Castro kala itu.

3. Daniel Ortega, Mantan Presiden Nikaragua, 1987

Hegemoni AS di kawasan Latin dan Karibia terus mendapat cibiran dari pemimpin kawasan itu. Selain Castro, Daniel Ortega, Mantan Presiden Nikaragua, merupakan sosok yang begitu gerah dengan ulah AS. Pada tahun 1987, Mantan Presiden AS Ronald Reagan secara finansial mendukung pemberontakan di Nikaragua. Begitu kesalnya, Ortega memanfaatkan pidato sidang umum PBB dengan mengatakan, "Ingat Presiden Reagan, Rambo hanya ada di Film-film," kata dia. Berkat kegigihan Ortega, AS tidak pernah menginvasi negara itu.

4. George W Bush, Mantan Presiden AS, 2006.

Salah satu kegagalan AS di kawasan Latin dan Karibia adalah bertahannya rezim Castro di Kuba. Bush yang meneruskan usaha ayahnya, Bush senior berusaha untuk menekan Kuba untuk lebih demokratis dan terbuka. "Rezim diktaktor kejam Kuba segera berakhir," kata dia. Ucapan Bush membuat panas delegasi Kuba. Walhasil, delegasi Kuba nyelonong tanpa permisi meninggalkan sidang.

5. Huga Chavez, Presiden Venezuela 2006-kini

Ketika muncul sebagai pemimpin baru Venezuela, Hugo Chavez melakukan gebrakan yang tidak pernah dilakukan pendahulunya. Secara lantang dia menyatakan diri sebagai anti AS. Dalam pidato peringatan PBB tentang bahaya imperialisme, Presiden Chavez mengatakan imperialisme AS membahayakan berlangsungan spesies manusia. Dalam berbagai kesempatan ia juga senang membandingkan Bush dengan Setan. "Kemarin, yang terhormat pemimpin dunia, dari mimbar yang sama, Presiden AS yang saya sebut iblis, datang ke sini untuk berbicara seolah pemilik dunia," kata dia.

6. Moammar Gaddafi, Pemimpin Libya, 1960-sekarang

Terisolir dari dunia luar, Moammar Gaddafi merupakan pemimpin dunia yang tidak diberikan hak untuk berbicara di depan Sidang Umum PBB. Namun, kebijakan yang melunak terhadap barat termasuk bersedia menyerahkan ganti rugi terhadap korban pemboman Lockerby membuat Gaddafi mendapatkan kesempatan untuk berbicara di hadapan pemimpin dunia lain.

Bak gayung bersambut, Gaddafi yang seharusnya diberikan kesempatan untuk berpidato selama 15 menit justru keterusan. Dia pun dikritik. Gaddafi yang kesal kemudian merobek piagam PBB dan mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB adalah dewan teror. Tak sampai disitu, Gaddafi juga berulah dengan mengatakan "Mengapa kita melawan Taliban dan mengapa orang-orang menentang Taliban untuk mendirikan negara Islam," katanya. Dia juga mengatakan flu babi bukanlah disebabkan virus melainkan senjata biologis buatan manusia.

7. Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Iran 2005-sekarang

Meski salinan pidato Ahmadinejad selalu diawasi, pemimpin Iran itu tidak putus membuat telinga AS panas. Usai komentar Ahmadinejad yang mengatakan pristiwa Holocaus itu cuma dongeng, Ahmadinejad juga mengatakan AS menerapkan 'Apartheid Nuklir'.

sumber : CSMonitor
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement