Jumat 01 Oct 2010 18:34 WIB

Senat AS Lakukan Voting untuk Putuskan Pengurangan Suara Iklan di TV

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Publik Amerika Serikat mulai tak nyaman dengan banyaknya tayangan iklan di televisi dengan durasi yang lebih lama dari program yang mereka tonton. Apalagi di AS, volume suara mendadak tinggi jika tayangan berubah menjadi iklan. Namun kemungkinan, ketidaknyamanan ini akan segera berakhir dalam waktu dekat.

Pasalnya, Senat dengan suara bulat mengeluarkan keputusan  Rabu malam untuk meminta stasiun televisi dan perusahaan kabel menjaga iklan pada volume yang sama dengan program tempat iklan itu "ditempelkan". DPR telah mengesahkan undang-undang serupa. Sebelum dapat menjadi hukum, perbedaan kecil antara kedua versi harus diselaraskan sebelum Kongres kembali ke Washington setelah pemilihan 2 November.

Sejak era televisi menyeruak di tahun 1950, Komisi Komunikasi Federal (FCC) telah mendapatkan keluhan tentang menggelegarnya iklan. Tetapi FCC menyimpulkan pada tahun 1984 tidak ada cara yang adil untuk menulis peraturan mengontrol "ketidaknyamanan" dari iklan. Jadi belum ada aturan yang mengatur mereka.

Memperbaiki tingkat suara lebih rumit dibandingkan dengan menggunakan remote control. Acara televisi dan iklan yang berasal dari berbagai sumber, dari bisnis lokal hingga sindikasi.

Mengelola transisi antara program dan iklan tanpa merusak maksud artistik produsen menimbulkan tantangan teknis dan mungkin memerlukan penyiar TV untuk membeli peralatan baru. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah organisasi industri  baru saja memproduksi panduan tentang bagaimana proses, mengukur, dan mengirimkan audio dalam cara yang seragam.

Undang-undang, yang disponsori oleh Senator Sheldon Whitehouse, mengharuskan FCC untuk mengadopsi rekomendasi-rekomendasi sebagai peraturan dalam waktu satu tahun dan mulai memberlakukannya setahun kemudian.  Anna Eshoo, wakil Republik dari Californiaturut menjadi  pendorong di belakang RUU di DPR, yang nantinya mungkin akan menjadi UU Mitigasi Kenyaringan Iklan Komersial .

Judulnya adalah Commercial Iklan Kenyaringan Mitigasi Undang-undang, atau Commercial Advertisement Loudness Mitigation Act yang disingkat menjadi CALM (kalem).

Senator Charles Schumer, mengatakan saatnya untuk menghentikan penggunaan iklan keras untuk mengejutkan pemirsa agar menaruh perhatian pada iklan itu. "Pemirsa TV harus dapat menonton program favorit mereka tanpa takut kehilangan pendengaran mereka ketika acara tiba-tiba berubah pada commercial break," katanya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement