REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Setelah AS dan Inggris, kini giliran Jepang yang mengeluarkan peringatan larangan bepergian ke Eropa. Hal itu terkait kemungkinan ancaman serangan kelompok Al Qaidah atau kelompok militan bersenjata lainnya.
Pemberitahuan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Jepang, Senin (4/10) kepada warga Jepang yang hendak bepergian ke Eropa agar berhati-hati dalam menggunakan sarana transportasi umum atau ketika mengunjungi kawasan wisata.
Pemberitahuan itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi minat wisatawan mendatangi kawasan Eropa hingga merusak bisnis wilayah di Eropa. Pemerintah Eropa sendiri telah berupaya memperketat pengawasan keamanan untuk menjamin keamanan umum terkait peringatan tersebut.
Pemerintah Prancis, Senin lalu telah menahan seorang pria yang diduga terlibat aksi pemboman di Prancis. Termasuk salah satunya di jalur kereta bawah tanah. Pria yang ditahan di wilayah barat daya kota Paris itu diduga terkait dengan ancaman pemboman stasiun kereta Saint Lazare melalui telepon.
Sepanjang bulan lalu saja, Pemerintah Prancis telah menerima sembilan ancaman pemboman termasuk di Menara Eiffel. Jumlah itu naik tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Namun, sejauh ini ancaman itu tidak ada yang terbukti kebenarannya.
Sebelumnya Departemen Luar negeri AS telah mengeluarkan peringatan bagi ratusan ribu warga AS yang hendak bepergian ke luar negeri agar lebih berhati-hati soal keamanan jiwa mereka. Pemerintah Inggris telah mengeluarkan peringatan bagi mereka yang hendak bepergian ke Prancis atau Jerman terkait ancaman teror di negara tersebut.
Sejumlah wisatawan dan pebisnis dari AS yang tiba di bandara Charles de Gaulle, Paris, mengaku telah memperoleh informasi soal keamanan tersebut, namun hal itu tidak mengubah rencana mereka. ''saya senang tiba di Prancis. Kami aman dan saya percaya dengan keamanan pemerintah di sini,'' kata James O'Connell yang hendak berlibur selama 7 hari di Prancis.