Rabu 06 Oct 2010 00:33 WIB

Diperingatkan Bakal Ada Serangan Teroris, Publik Eropa Cuek

Rep: Wulan Tunjung Palupi/ Red: Siwi Tri Puji B
Kereta dalam kota London. Ilustrasi
Foto: AP
Kereta dalam kota London. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Eropa meningkatkan keamanannya terutama di bandar udara dan tempat-tempat wisata usai terungkapnya rencana teror di wilayah itu. Meski demikian negara-negara di Eropa itu tidak meningkatkan level keamanan di negara mereka ke tingkat ancaman dan tetap pada level waspada. Status ini tidak berubah karena berbagai peringatan teror dalam beberapa tahun belakangan tidak terbukti. Warga juga tetap menjalankan aktifitas seperti baiasanya, seakan tak terpengaruh. Tiap pagi dan petang, kereta bawah tanah tetap dijejali penumpang.

Sebelumnya pemerintah Amerika telah memberikan peringatan bagi warganya yang berada di Eropa bahkan menerapkan jam malam bagi tentara AS yang ditempatkan di Jerman. Pada hari Senin, Inggris, Jepang, dan Swedia mengeluarkan juga peringatan yang menasihati warga negara yang bepergian ke Eropa untuk mewaspadai serangan teror.

Polisi dengan anjing pelacak berpatroli di kereta bawah tanah dan lebih banyak polisi ditugaskan untuk menjaga dua gereja utama di Paris, Notre Dame dan Sacre Cour di pinggiran Paris. Pasukan paramiliter juga terlihat berpatroli di sekitar Menara Eiffel yang pekan lalu sempat dua kali ditutup sementara karena ancaman bom yang akhirnya tidak terbukti.  

Sejak peristiwa 9/11 peringatan semacam ini sangat banyak dikumandangkan pemerintah di Eropa. Menghadapi kondisi ini, intelijen Inggris memilih tetap memantau target-target tempat serangan dan tidak melakukan intervensi hingga adanya bukti kuat. Mereka berharap dapat mengumpulkan bukti dan informasi lebih banyak mengenai jaringan terorisme.  "Namun AS menanggapinya berbeda, mereka tidak senang membiarkan rencana ini berjalan terlalu jauh," kata Tobias Feakin, direktur keamanan nasional dan ketahanan di London's Royal United Services Institute, sebuah  think tank  militer.

Senada dengan Inggris, juru bicara partai oposisi Sosial Demokrat mengatakan ada budaya keamanan yang berbeda di Eropa dan Amerika Serikat.  "Setelah 9/11 ada hampir setiap hari peringatan ancaman baru di AS yang untungnya tidak pernah menjadi kenyataan di Jerman," kata Dieter Wiefelspuetz.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement