Rabu 06 Oct 2010 22:44 WIB

Iran Tuding Barat Rekayasa Serangan Virus Komputer

Rep: AP/ Red: Budi Raharjo
Reaktor Nuklir Bushehr
Reaktor Nuklir Bushehr

REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN--Pemerintah Iran menuding virus komputer yang ditemukan di beberapa laptop karyawan dan menyerang fasilitas pembangkit nuklirnya merupakan bagian dari rekayasa negara-negara Barat untuk menggagalkan program nuklirnya. Virus yang bernama Stuxnet itu  diakui dikirim untuk merusak fasilitas nuklir di Bushehr.

Komentar yang disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, ini merupakan tudingan sabotase oleh negara-negara Barat yang paling kuat yang disampaikan Iran. Menurutnya, sabotase dan tekanan yang disampaikan negara-negara Barat tak akan menghentikan program nuklir Iran.

''Mereka (Barat) telah memperlihatkan kata-kata dan perbuatannya, melalui segala cara, untuk mencegah atau menunda aktivitas nuklir damai kami,'' ujar Mehmanparast. ''Tindakan itu tak akan membuat Iran menyerahkan. Sabotase seperti itu tak akan menghentikan atau menghambat kegiatan nuklir kita.''

Virus komputer berbahaya telah dirancang untuk mengambil alih situs-situs industri di Iran seperti reaktor nuklir Bushehr. Kasus serupa juga muncul di India, Indonesia, dan Amerika Serikat.  Pemerintah Iran mengakui, virus itu telah menyerang komputer pribadi karyawan di reaktor nuklir Bushehr, tapi tidak sampai menyerang sistem komputer utama di reaktor itu.

Pengoperasian reaktor nuklir Bushehr telah ditunda. Namun Senin lalu, Wakil Presiden Iran Ali Akbar Salehi mengaakan, penundaan itu bukan karena serangan virus Stuxnet itu. Menurutnya, adanya kebocoran menjadi penyebab penundaan tersebut.

Sejauh ini, siapa yang telah membuat virus berbahaya itu dan apa yang menjadi targetnya, masih belum diketahui. Semuanya masih menjad misteri. Beberapa pakar asing berspekulasi bahwa virus itu dirancang untuk menyerang program nuklir Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement