REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kepada para pemimpin Arab, dia mengupayakan pengakuan Amerika Serikat bahwa negara Palestina meliputi seluruh Tepi Barat, dan harus tercakup dalam perundingan perdamaian dengan Israel yang mengalami kebuntuan, kata pembantunya Sabtu.
Gagasan itu, dikemukakan dalam musyawarah Liga Arab di Libia Jumat, yang merupakan tekanan baru terhadap Israel agar memperpanjang pembekuan kegiatan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Arab yang mereka duduki, tanpa Abbas mengatakan bahwa perundingan perdamaian tak bisa dilanjutkan.
AS, sebelumnya meningkatkan upayanya untuk menekan para menteri negara-negara Arab yang akan bertemu pekan ini guna mendukung perundingan perdamaian Palestina-Israel, yang terancam gagal akibat pembangunan permukiman Yahudi.
Presiden Palestina Mahmud Abbas berencana untuk mengambil keputusan pada Jumat dalam pertemuan Liga Arab di Libya mengenai apakah ia akan sungguh-sungguh melakukan ancamannya yang telah diulang berulang kali untuk meninggalkan perundingan perdamaian apabila pembangunan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki dilanjutkan.
"Apa yang kami inginkan dari Liga Arab adalah keberlanjutan dukungan untuk perundingan langsung yang baru saja diluncurkan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Philip Crowley kepada wartawan.
Para menteri luar negeri negara-negara Arab dijadwalkan untuk membahas isu mengenai pembangunan pemukiman itu ketika melakukan pertemuan di sebuah kota di Libia, Sirte, guna membahas perundingan Palestina-Israel yang baru saja diluncurkan bulan lalu di Washington.
Pemerintah Arab Saudi menyatakan, bahwa kebijakan pembangunan
permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki telah merusak proses perdamaian Timur Tengah yang diperantarai AS.
"Pembekuan dalam pembicaraan perdamaian langsung Palestina-Israel itu mungkin (terjadi), karena penolakan terus-menerus Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman di wilayah Palestina," kata satu pernyataan kabinet sebagaimana dikutip oleh kantor berita Arab Saudi SPA.
Pernyataan itu menekankan masyarakat internasional mesti "mewajibkan" Israel untuk mengakhiri permukiman yang dimaksudkan untuk mengubah realitas di wilayah itu, dan yang merusak proses perdamaian dan merampas tujuan pembicaraan perdamaian mereka.
Kepemimpinan Palestina telah mendukung Presiden Palestina Mahmud
Abbas yang telah berulang kali menyatakan ia akan meninggalkan pembicaraan perdamaian langsung itu karena penolakan Israel untuk memperpanjang moratorium pembangunan rumah baru bagi para pemukim Israel di Tepi Barat. Moratorium atau penangguhan pembangunan permukiman Israel itu berakhir pada 26 September lalu.