REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Iran kembali menunjukkan kesiapan berunding dengan dunia Barat membahas program nuklirnya. Menteri luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki, menyampaikan hal itu dalam sebuah konfrensi pers.
Mottaki menyebut akhir Oktober atau awal November sebagai waktu yang tepat untuk duduk bersama. Rencananya perundingan akan melibatkan perwakilan Iran, lima negara anggota dewan keamanan PBB, ditambah Jerman.
Mottaki tidak memberikan keterangan detail di mana pertemuan akan diselenggarakan. Informasi dari pejabat Barat mengatakan kemungkinan Wina atau Jenewa dipilih sebagai tempat pertemuan.
Wacana ini langsung direspon oleh Amerika Serikat (AS) melalui juru bicaranya, PJ Crowley. "Yang perlu mereka lakukan hanya mengangkat telepon dan menentukan tanggalnya," kata Crowley, Ahad (10/10).
Juru bicara kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, mengkonfirmasi belum ditentukannya jadwal resmi pertemuan dengan pihak Iran. Ashton berharap pertemuan bisa dilakukan sesegera mungkin.
AS dan sekutunya menuduh Iran menggunakan program energi nuklir sebagai kedok untuk memproduksi senjata nuklir. Hal itu mendorong wacana sanksi internasional bagi Iran. Penundaan pembicaraan juga dianggap sebagai cara Iran mengulur waktu.