REPUBLIKA.CO.ID,YERUSSALEM--Meski peristiwa yang merenggut nyawa anaknya, Rachel Corrie, telah berlalu selama tujuh tahun, namun orang tua aktivis pembela Palestina asal Amerika Serikat itu tetap tak mengenal lelah mencari keadilan di pengadilan Israel. Mereka berusaha agar pelaku pembunuhan putrinya itu dihukum.
corrie meninggal dunia pada 16 Maret 2003 setelah ditabrak buldozer tentara Israel yang hendak merobohkan rumah warga Palestina di rafah, Tepi Barat. Kala itu, tanpa mengenal rasa takut, Corrie berniat menghadang laju buldozer tersebut. Namun tanpa rasa belas kasih, tentara itu menabrakkan kendaraan baja itu ke tubuh Corrie sehingga mengalami luka parah. Tak lama berselang, Corrie pun meninggal dunia, jauh dari kampung halamannya untuk membela rakyat Palestina.
Awalnya, pemerintah Israel tak mau meneruskan kasus ini ke pengadilan dengan alasan tindakan pasukannya sudah tepat. Namun setelah digugat oleh orang tua Corrie, pengadilan akhirnya membuka kembali kasus ini. Orang tua Corrie ingin agar pengendara Buldozer itu atau komandannya diberi hukumannya atas tindakan biadab tersebut.
Selain itu, mereka juga meminta pengadilan untuk melihat wajah pengemudi Buldozer atau komandan dari tentara itu. Namun, permintaan ini tampaknya tak bakal kesampaian. Seorang hakim di pengadilan Israel menolak permintaan mereka untuk melihat wajah para pelaku tersebut pada sidang yang akan digelar beberapa pekan mendatang. Kedua pelaku itu hanya akan dimintai keterangan sebagai saksi tanpa diungkapkan identitasnya.
Keluarga Corrie telah mengajukan petisi kepada Mahkamah Agung Israel agar membatalkan keputusan tersebut. Mereka beralasan bahwa dengan melihat wajah pengemudi buldozer atau komandan pasukan itu maka akan memberikan lebih banyak perasaan kasih sayang. ''Kami berusaha mati-matian untuk menjaga pikiran terbuka mengenai hal ini,'' ujar Craig Corrie, ayah Corrie,
Ibunda Corrie, Cindy corrie, kepada AP, mengatakan upaya menempuh jalur hukum ini diharapkan bisa menghasilkan sedikit keadilan bagi mereka sehingga bisa menutup kasus ini dan memberi kekuatan untuk memaafkan para pelakunya. ''Saya ingin memahami orang-orang ini. Saya ingin memahami mengapa ini bisa terjadi,'' ujarnya lirih. ''Setelah tujuh setengah tahun mencari keadilan.''