REPUBLIKA.CO.ID, LIBANON--Bukan Mahmud Ahmadinejad namanya jika tidak menghentakkan dunia internasional dengan pernyataan kerasnya. Bahkan disela-sela kunjungannya ke Libanon pada Rabu (13/10) kemarin, Presiden Iran ini kembali melontarkan pernyataannya yang dinilai dapat membuat panas kuping para negara Barat.
"Libanon adalah sekolah untuk kaum oposisi, tegas, kuat dihadapan tirani dunia, dan universitas ini adalah universitas Jihad," ucapnya.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Lebanon, Ahmadinejad disambut bak pahlawan. Lemparan bunga menyambut kedatangan Ahmadinejad, di Beirut, Libanon. Dalam kunjungan itu, Ahmadinejad memberi dukungan terkait konflik Libanon dengan Israel. "Bangsa Iran akan selalu berada di samping bangsa Libanon," tegas Ahmdinejad.
Pernyataan itu mengirim pesan yang berbahaya bagi Israel. Juru bicara Menteri Luar Negeri Israel, Yigal Palmor, menyebut manuver Iran sebagai tindakan yang provokatif. "Ia datang ke daerah yang bergejolak dengan maksud bermain api," kata Palmor.
Kunjungan itu mendapat perhatian serius dari Amerika Serikat yang sedang berusaha mengisolasi Iran karena program nuklirnya. Namun, Amerika, melalui Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton, mengatakan, tidak memiliki keinginan untuk melakukan tindakan yang dapat merusak stabilitas dan meningkatkan tensi dengan Libanon.
Kunjungan Ahmadinejad ini merupakan kunjungan resmi pertamanya ke Libanon sejak menjadi presiden. Presiden Iran terakhir yang mengunjungi Libanon adalah Mohammad Khatami pada 2003.