REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Delegasi dari 17 negara peserta Festival Perdamaian Global (GPF) se-Asia Pasifik 2010 di Jakarta pada 15-18 Oktober 2010 menyerukan perdamaian antarumat. "Sesungguhnya sejak awal Indonesia adalah suatu kesepakatan untuk hidup damai dalam keberagaman demi mencapai tujuan bersama," kata Wapres Boediono ketika membuka acara ini, Sabtu.
Acara bertema "One Family Under God: Unitiy in Diversity for Peace" itu diisi pula dengan rangkaian seminar, program "Power of Rupiah" yang mengajak masyarakat menyisihkan uang koin untuk anak-anak kurang beruntung.
Selain itu pentas seni yang akan dimeriahkan artis Indonesia seperti Slank, Rossa, Nugie, serta artis Malaysia dan Filipina dibuka Wakil Presiden Boediono pada Sabtu.
Boediono mengatakan karena manusia tidak bisa memilih tempat lahir, etnis, warna kulit dan agama, maka perbedaan-perbedaan itu seharusnya tidak menjadi bibit konflik dan radikalisme. "Radikalisme yang berteriak keras sebenarnya hanya berjumlah sedikit dan tidak bisa dibiarkan, sehingga "silent majority" harus berani bersuara. Indonesia menolak sikap yang bermusuhan kepada perbedaan." katanya, disambut meriah peserta, termasuk dari Filipina, Malaysia, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan negara lainnya
Menurut Hyun Jin Moon yang adalah ketua sekaligus pendiri GPF pada 2007, GPF mendorong 21 negara dalam naungannya untuk melakukan aksi berdasar visi spiritual "One Family under God" dengan membangun kemitraan antarkepercayaan, memperkuat lembaga keluarga, dan mendorong pengenalan budaya lewat kegiatan sosial.
Pembicara pada seminar tersebut adalah tokoh-tokoh yang berasal dari agama-agama berbeda dan pegiat gerakan dialog antaragama. Dari 100 peserta dari luar negeri dan 200 peserta dalam negeri, mulai mahasiswa sampai aktivis dan pebisnis, diharapkan hadir pemahaman lebih komprehensif mengenai keberagaman spritualitas.