REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan keinginannya untuk melanjutkan perundingan nuklir Iran dengan lembaga internasional. Perundingan yang dilakukan sejak empat tahun lalu itu telah membuat Iran memperoleh sanksi embargo keempat kalinya dari PBB.
Dalam sebuah pidatonya di depan pendukungnya, di Teheran, Ahad (17/10), Ahmadinejad tidak menyebutkan waktu perundingan itu dapat dimulai kembali. Namun, pihak barat telah datang dan kembali mengajak melanjutkan perundingan. ''Kami akan bernegosiasi dengan anda,'' katanya.
Pernyataan Ahmadinejad itu disampaikan setelah kepala hubungan luar negeri Uni Eropa (UE), Baroness Ashton mengatakan, dialog dapat digelar selama tiga hari di Wina, Austria pertengahan November mendatang bersama kelima anggota tetap PBB, AS, Inggris, Cina, Prancis, Rusia dan satu anggota PBB, Jerman.
Menteri Luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki, yang berada di Brussels menyambut positif tawaran Ashton tersebut. ''Ini kabar yang baik dan cara untuk membahas sejumlah agenda penting. Pastikan tanggalnya untuk memulai pembicaraan,'' katanya ketika menghadiri pertemuan internasional yang membahas bantuan bagi Pakistan.
Ketua juru runding nuklir Iran, Saeed jalili telah berkomunikasi dengan Ashton. Namun, belum diperoleh kepastian pelaksanaan perundingan tersebut. ''kami selalu katakan dialog kerja sama dengan Iran, hanya satu-satunya cara menyelesaikan masalah nuklir ini dengan adil dan bijak,'' jelasnya.