REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH--Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, siap mengakhiri segala klaim sejarah mereka atas Israel segera setelah Palestina mendirikan negara di atas tanah yang dikuasai Israel. Dalam sebuah wawancara dengan televisi Israel, Abbas juga menyatakan perundingan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap pilihan yang lebih disukai, namun tidak mau melanjutkan pembiaraan jika pembangunan pemukiman Israel berlanjut.
Pada wawancara yang dilakukan pada Ahad (17/10) waktu setempat itu Abbas menegaskan, wilayah yang tercakup dalam negara Palestina di masa depan termasuk yang diduduki Israel sejak Perang Timur Tengah 1967. Abbas mengatakan tidak ada gunanya negosiasi selama pemukiman Yahudi tak henti mengambil alih tanah Palestina dan membangun bangunan di atasnya.
Wilayah yang dicaplok dalam perang 1967 yakni Tepi Barat, Gaza dan Jerusalem Timur. Israel telah menarik diri dari Gaza, tetapi sekitar setengah juta orang Israel telah menetap di daerah yang dikuasainya usai perang.
Netanyahu menginginkan Palestina untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi, dan mengatakan awal pekan ini ia mungkin akan memperpanjang pembatasan pembangunan pemukiman jika Palestina mau mengakui.
Menanggapi hal itu pihak Palestina berpendapat bahwa bukan kewenangan mereka mengotorisasi negara Israel. Abbas mencatat bahwa Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina masing-masing telah mengakui keberadaan satu sama lain pada tahun 1993, dan ini sudah cukup. Saat itu Abbas merupakan salah satu pimpinan PLO.
Namun, dalam upaya untuk menjangkau opini publik Israel, dia mengatakan bahwa setelah Palestina mendirikan negara mereka di perbatasan tahun 1967, ada hal lain yang penting dilakukan untuk mengakhiri, konflik. " Kami siap untuk itu, untuk mengakhiri tuntutan bersejarah itu," tukasnya.
Ketika ditanya tentang pilihan jika pembicaraan damai terhenti, Abbas mengatakan, Palestina akan berpaling ke Dewan Keamanan PBB untuk mencari pengakuan atas negara mereka. "Semua opsi terbuka, tapi kita tidak ingin menggunakan itu semua sekarang. Kami berfokus pada melanjutkan pembicaraan langsung," tegasnya.