REPUBLIKA.CO.ID,PARIS--Badan intelijen Saudi Arabia telah memperingatkan adanya rencana serangan teror dari alqaidah terhadap negara-negara Eropa, khususnya Prancis. Demikian dinyatakan Menteri Dalam Negeri Prancis, Brice Hortefaux, pada Ahad (17/10) waktu setempat.
Hortefaux menegaskan, peringatan itu diterima dalam beberapa jam terakhir, selama beberapa hari belakangan ini. "Para pejabat pemerintah Eropa diinformasikan bahwa kelompok Alqaidah atau afiliasinya di Semenanjung Arab tak diragukan lagi sedang dalam keadaan aktif atau diperkirakan aktif di benua Eropa, khususnya Perancis," katanya dalam wawancara TV dan radio RTL-LCI.
Peringatan dari Saudi Arabia ini adalah yang terakhir dari serangkaian peringatan yang telah membuat aparat keamanan Prancis dan negara Eropa lainnya berada dalam keadaan siaga satu. Sayangnya belum ada keterangan resmi dari pemerintah Arab Saudi terkait pernyataan pejabat Prancis ini.
Peringatan terorisme ini menguat setelah pada 9 September lalu, Interpol mengindikasikan adanya ancaman jaringan teroris Islam berskala internasional, khususnya terhadap daratan Eropa. Namun ia tidak merinci lebih jauh mengenai peringatan tersebut.
Sebelumnya, pada dengan laporan 16 September intelijen Eropa juga memperingatkan adanya tentang seorang pengebom bunuh diri wanita yang diperkirakan akan beraksi di Prancis. Namun kemudian inforemasi ini dinyatakan tidak sepenuhnya kredibel.
Sumber-sumber intelijen di Afrika Utara juga telah mengontak otoritas Perancis tentang potensi ancaman teroris itu, termasuk Amerika Serikat. Hortefaux mengatakan dia telah membahas hal ini secara mendalam dengan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Janet Napolitano.
Ini adalah kali pertama seorang pejabat tinggi Prancis mengungkapkan adanya potensi ancaman teroris sejak pertengahan September lalu, ketika para pejabat Prancis untuk pertama kalinya mempublikasikan kemungkinan Prancis menjadi target serangan kelompok teroris. "Kita tak boleh melebih-lebihkan atau juga meremehkan ancaman ini," kata Hortefaux.
Prancis mulai menyiagakan keamanan bulan lalu di tempat-tempat wisata yang selalu dipadati turis, seperti Katedral Notre Dame dan Menara Eiffel, di mana para wisatawan sempat dua kali dievakuasi setelah adanya ancaman palsu serangan teroris. Para pejabat Prancis mencatat ada sembilan kali ancaman bom di Paris pada September, termasuk dua di Menara Eiffel, atau tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Namun tak ada bahan peledak yang ditemukan.