REPUBLIKA.CO.ID, YUZHO, HENAN, CHINA--Jumlah korban tewas akibat ledakan gas di satu tambang batu bara di provinsi Henan, China tengah, bertambah menjadi 31 orang setelah ditemukan lagi lima mayat, kata para penyelamat, Senin (18/10). Namun enam penambang lainnya masih terperangkap di terowongan bawah tanah dan identitas mereka belum dikonfirmasi, kata seorang juru bicara regu penyelamat.
Para penyelamat pada Ahad mengatakan harapan hidup bagi para penambang yang terperangkap itu sangat tipis, dan mungkin telah terkubur dalam reruntuhan batu bara. Lebih 2.500 ton debu batu bara menutupi terowongan bawah tanah sehingga menyulitkan regu penyelamat dalam usaha evakuasi, kata Deputi Kepala Pusat Penyelamatan, Du Bo.
Ledakan gas itu terjadi pada Sabtu sekitar pukul 6.03 ketika 276 penambang sedang bekerja di bawah tanah di tambang itu di kota Yuzhou. Sebanyak 239 penambang berhasil menyelamatkan diri, namun 21 penambang ditemukan telah tewas dan 16 orang lainnya terperangkap.
Dalam penyelidikan awal menunjukkan 173.500 kubik meter gas terbakar dalam kecelakaan tersebut. Deputi kepala Teknik Perusahaan Batu bara, Liu Wenbin, berada di tempat kejadian ketika kebakaran itu terjadi. Ia pun memimpin operasi penyelamatan tersebut.
"Sekitar pukul 6.00, saya merasa ada yang tidak beres dengan aliran air di terowongan, dan salah satu ketua tim mengatakan kepada saya bahwa ia juga merasakan hal itu dan telah melaporkan masalah tersebut," katanya.
Tambang batu bara itu dimiliki oleh Pingyu Coal & Electric Co. Ltd., perusahaan patungan didirikan empat investor, termasuk Zhong Ping Energy Chemical Group dan China Power Investment Corp.