REPUBLIKA.CO.ID,PARIS--Pemogokan tenaga kerja di Prancis kembali terjadi dan kali ini membuat kerepotan bagi pengguna transportasi darat dan udara. Seluruh maskapai penerbangan yang terbang ke Prancis diperintahkan untuk memangkas jadwal dan membawa bahan bakar yang cukup untuk terbang keluar dari negara itu.
Stasiun pengisian bahan bakar kehabisan pasokan sementara para sopir truk sengaja melambatkan kendaraannya untuk membuat macet, taktik yang dikenal di Prancis yang disebut "operasi escargot".
Tenaga kerja di Prancis kembali melakukan aksi mogok akibat rencana pemerintah meningkatkan usia pensiun dari 60 tahun menjadi 62 tahun. Aksi mogok ini meluas di berbagai sektor dari mulai karyawan di tempat penyulingan minyak, pekerja industri pariwisata hingga awak kapal. Aksi demonstrasi tidak hanya dilakukan oleh para pekerja, siswa sekolah menengah atas dari 261 sekolah yang sengaja ditutup atau memang diliburkan turut bergabung dalam aksi ini.
Kementrian Dalam Negeri menyatakan demonstrasi di beberapa tempat berubah menjadi kacau dan sebanyak 29 remaja ditahan. Para siswa yang berdemo di Nanterre, pinggir kota Paris, membakar ban mobil serta merembet membakar mobil, menghancurkan boks telepon dan melemparkan berbagai benda ke arah polisi. Demontrasi serupa yangberujung kekacauan juga terjadi di kota lain seperti Lyon. Sedikitnya lima petugas polisi terluka dalam berbagai insiden demo kemarin di Prancis.
Demonstrasi jalanan akan digelar di 200 kota di seluruh Prancis pada Selasa (19/10), merupakan aksi jalanan keenam secara nasional sejak sebulan belakangan. Demo Selasa ini akan diperkirakan akan mempengaruhi transportasi darat dan udara, membuat sekolah ditutup dan berbagai dampak lainnya.
Masyarakat Prancis mengangap bahwa usia pensiun 60 tahun di Prancis adalah sebuah kontrak sosial di negara itu, mereka mengkhawatirkan perubahan ini merupakan awal dari perubahan yang akan mengikis kualitas hidup mereka.
Di kalangan anak muda, perpanjangan usia pensiun berarti kesempatan kerja bagi anak muda yang berkurang. Sementara bagi pemerintah perpanjangan masa pensiun berarti pengeluaran yang tertunda. Presiden Nicolas Sarkozy pun dituduh mengadopsi gaya Amerika yang kapitalis dan pemerintah diminta mencari pengganti dana pensiun dari sumber lain, misalnya meningkatkan kontribusi dana pensiun dari perusahaan.