REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tak kurang dari 150 ulama dari 15 negara menghadiri konferensi internasional tentang pemikiran seorang pemikir Islam asal Turki, Fethullah Gulen. Acara digelar di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah mulai Rabu (20/10) hingga Kamis (21/10).
Pembukaan konferensi diselenggarakan di Hotel Grand Melia, Kuningan, Jakarta, Selasa (19/10). Hadir dalam kesempatan itu menteri pendidikan, Yahya Muhaimin. Dia mengatakan, konferensi ini menunjukkan hubungan baik antara Indonesia dengan Turki.
"Saya ingat 1950 lalu ketika masih kecil mendengar lagu Turki," terangnya disambut tawa para hadirin. Dia juga menjelaskan Fethullah Gulen juga dikenal di Indonesia. Gagasannya mengenai dialog antarumat beragama begitu mengakar.
Bagi Yahya, Fethullah membangun kekuatan yang lembut, yaitu pendidikan. "Ini berguna untuk menghilangkan radikalisme," terangnya. Fethullah, jelasnya, bukan hanya dikenal di Turki dan Amerika Serikat, tapi juga di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Direktur Fethullah Gulen Chair, Ali Ulsan, mengatakan konferensi ini sengaja digelar di Indonesia karena banyak ulama berpendapat pemikiran Fethullah sudah banyak diterapkan kaum Muslim negara tersebut. Sebelumnya dia pernah menggelar konferensi yang sama di Universitas Kairo, Mesir. Di sana dia bertemu dengan banyak ulama Mesir dan dari berbagai negara di lima benua. "Semuanya ingin menghadiri konferensi di Indonesia," jelasnya.