REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI--Presiden AS, Barack Obama telah membatalkan kunjungannya ke sebuah kuil emas sikh di Amritsar, di propinsi Punjab, utara India. Menurut sebuah sumber kunjungan itu terpaksa dibatalkan karena dikhawatirkan Obama akan difoto sambil mengenakan kain penutup kepala sehingga tampak menyerupai seorang muslim.
Para pembantu presiden khawatir apabila Obama mengunjungi tempat itu dan mengenakan kain penutup kepala, akan digunakan lawan politiknya di AS untuk mencitrakan Obama dekat dengan muslim. "Dia tidak akan ke Amritsar saat ini," kata seorang pejabat diplomat India seperti dikutip AFP.
Kementerian luar negeri India menyebutkan kunjungan Obama ke kuil emas Amritsar telah dipersiapkan sebelumnya oleh tim diplomat AS yang berangkat terlebih dahulu. "Kami memberikan bantuan apa yang mereka butuhkan. Tapi sekarang masalahnya tergantung sikap AS apakah Obama akan ke kuil itu atau tidak," katanya seorang pejabat.
Warga Sikh di Amritsar yang mengetahui pembatalan itu mengaku kecewa setelah mengetahui kabar tersebut. "Obama bisa berkunjung ke kuil, hanya mengenakan sebuah penutup kepala," kata Gurubachan Singh, seorang pejabat senior kuil emas.
Biasanya topi atau penutup kepala tidak diperbolehkan digunakan di kuil. Sebagai gantinya digunakan kain yang mengitari kepala sebagai penutup atau dikenal sebagai surban dan memiliki jenggot. Biasanya wisatawan yang hendak memasuki kuil diharuskan menggunakan kain penutup kepala yang dijual di luar kuil.
Obama yang memiliki nama tengah Hussein, sampai kini masih menuai kecaman dari kelompok sayap kanan AS yang menyebutkan dirinya adalah seorang muslim. Dalam jejak pendapat yang dilakukan majalah Time Agustus lalu, 24 persen responden menilai salah satu dirinya adalah seorang muslim.
Dalam jadwal kunjungan tiga hari ke India, Obama kemungkinan juga akan mengunjungi Mumbai dan ibu kota New Delhi. "Kami belum mengeluarkan jadwal resmi kunjungan presiden ke Asia termasuk India. India adalah negara yang luar biasa karena banyak kegiatan yang menarik bagi presiden. Karena itu kami mengirimkan tim pendahulu agar presiden dapat menetapkan jadwal yang tepat dalam kunjungan itu," kata seorang pejabat Gedung Putih.