REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-–Iran dan Venezuela semakin memperkuat persekutuannya. Mereka sepakat untuk bersatu mengubah tatanan dunia menjadi lebih baik.
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, Rabu (20/10), mengajak Presiden Venezuela, Hugo Chaves, untuk tetap menjaga persatuannya dalam upaya mengalahkan musuh bersama mereka. Yaitu, negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
“Negara-negara itu tidak berhasil mengisolasi kami,” ujar Ahmadinejad pada hari terakhir pertemuannya dengan Chaves di Teheran. Sedangkan Chaves mengatakan, negaranya mengutuk keras ancaman militer AS dan Israel terhadap Iran dengan menuding Iran sebagai negara yang memproduksi senjata nuklir.
Kunjungan oleh sekutu lama Iran itu dilakukan sejak tanggal 19 Oktober 2010 kemarin. Seminggu sebelumnya, Chaves mengunjungi Libanon dan mendapat sambutan seperti seorang pahlawan di negara itu.
Di Libanon, Chaves mengunjungi rumah kelompok Syiah militan Hizbullah. Kedua acara diplomatik itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa Iran masih memiliki teman-teman di seluruh dunia yang bersedia untuk menghadapi kepentingan AS.
Mengikuti jejak Iran, sebelum datang ke Teheran, Chavez menjalin kesepakatan dengan Rusia. Rusia bersedia untuk membantu membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Venezuela. Langkah Venezuela ini sebagai suatu tindakan yang telah mengganggu para petinggi di Washington.
Iran dan Venezuela sama-sama memiliki ketidaksukaan terhadap AS. Kedua negara pemilik minyak itu merupakan anggota penting di OPEC. Mereka bisa menentukan harga minyak dunia sehingga memungkinkan mereka memiliki kekuatan diplomatik tertentu, meskipun pihak Barat melihatnya dengan kecurigaan.