REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Demo menentang aturan usia pensiun menjadi 62 tahun berlanjut dan kembali berujung kerusuhan di kota Lyon, Prancis. Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air mengahdapi pengunjuk rasa yang mengamuk, sementara di saat yang sama pemerintah mempertahankan pendapatnya di hadapan parlemen.
Tekanan yang menguat dari serikat buruh tak membuat Presiden Nicolas Sarkozy berubah pikiran. Di hadapan parlemen ia menyatakan reformasi pensiun sangat penting bagi masa depan Prancis. Sementara, serikat buruh tetap ngotot berpendapat uang pensiun di usia 60 adalah hak mereka.
Serikat buruh mengumumkan akan memperpanjang aksi mogok kerja sampai batas waktu aturan yang diajukan pemerintah menjadi undang-undang. Pada 6 November mendatang parlemen kemungkinan akna mengesahkan udnag-undang tersebut.
"Pemerintahlah yang bertanggung jawab penuh atas perpanjangan mogok kerja dan mobilisasi lanjutan menentang reformasi pensiun," demikian pernyataan yang dikeluarkan enam serikat buruh di Prancis, Jumat (22/10).
Mogok kerja yang dilakukan para pekerja di Prancis telah menyebabkan setidaknya seperempat stasiun pengisian bahan bakar kering dari pasokan. Sementara ratusan kapal tak bisa melakukan bongkar muat, menunggu di Pelabuhan Marseilles. Penyayi asal AS Lady Gaga pun membatalkan konsernya di Paris.
Bergabungnya anak-anak muda dengan para pekerja dalam unjuk rasa menyebabkan jumlah mereka yang turun ke jalan semakin besar. Demonstrasi yang dilakukan Kamis (21/10) di kota Lyon, diikuti sekitar 4.000 orang berakhir rusuh. Aksi siswa SMA ini berakhir kacau setelah demonstran melemparkan botol kepada petugas dan membakar sebuah mobil.
"Para pembuat onar itu tidak berupaya mewujudkan demokrasi," ujar Sarkozy yang berjanji akan mencari dan menghukum para perusuh. Ia mengutuk tindakan mereka yag menyandera ekonomi, bisnis dan membuat masyarakat tidak dapat menjalani kehidupan dengan normal.
Di sisi lain, di parlemen pun berdebat tentang masalah ini. Para senator akan melakukan voting atas paket reformasi pensiun yang mereka setujui.