REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Luar negeri Singapura, George Yeo, mengungkapkan keresahannya atas kabut asap dari Indonesia yang sampai ke negaranya. Ia menelepon Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa pada Jumat pagi (22/10) membicarakan masalah asap sekaligus menawarkan bantuan untuk mengatasinya.
Namun Indonesia tidak serta merta menerima tawaran bantuan Singapura tersebut. "Saya tadi pagi bicara dengan menlu Singapura membicarakan perkembangan soal asap yang sampai Singapura. Juga soal KTT Asean minggu depan," ujar Marty.
Namun ia juga menyampaikan pada koleganya itu bahwa asap ini bukan cuma mempengaruhi Singapura tapi juga negara lain seperti Malaysia, termasuk di Indonesia. Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Marty, sudah cukup sukses mengendalikan asap. Ia pun mengingatkan bahwa terakhir kali kabut asap yang cukup besar hingga ke negara tetangga terakhir kali terjadi pada 2006.
"Berapa tahun kita sudah bisa mengendalikan asap dan baru kali ini terjadi lagi. Mengenai penawaran Singapura untuk bantuan, saya akan membicarakan tawaran itu dengan kementrian lingkungan hidup," tukasnya.
Harian Singapura New Strait Times menulis Menteri Yeo menyampaikan pada Menteri Marty bahwa Indeks Standar Polusi (PSI) sudah mencapai 100 lebih di Singapura dan dapat menyebabkan peningkatan masalah pernafasan termasuk asma secara cukup signifikan.
Harian itu juga mengungkapkan bahwa indeks standar polusi (PSI) atas kualitas udara di Singapura kian parah. Pada Jumat pagi waktu setempat, tingkat PSI mencapai angka 90, atau sudah masuk dalam katagori tidak sehat. Pada tingkat PSI mencapai 108. Ini adalah angka tertinggi sekaligus terburuk sejak 2006.