REPUBLIKA.CO.ID,ROMA--Vatikan sedang diambang masalah. Bahkan, Ahad (31/10), polisi paramiliter Itali terpaksa melakukan blokade di jalan-jalan utama negara ini. Pasalnya demonstrasi kerap dilakukan sejumlah sukarelawan. Relawan yang datang dari beragam negara tersebut mengaku korban pelecehan seksual para oknum pendeta Vatikan. Mereka mengatakan diperkosa dan dianiaya, saat berusia muda dalam suatu ritual yang kerap dilakukan pendeta di sana.
Dengan menggenakan pakaian bertuliskan “Hentikan” dan “Jauhkan Tangan dari Anak-Anak”, para pendemo menuntut adanya pengakuan terutama dari PBB, jika ada kejahatan kemanusiaan yang terjadi di negara agama itu. Bahkan para pendemo mengatakan telah terjadi kejahatan seksual sistematik terhadap anak yang dilakukan para oknum pendeta di Vatikan.
Mereka mengaku, apa yang dilakukan oknum pendeta Vatikan telah membuat hidup mereka hancur. Banyak korban kini mengalami gangguan psikologis dan emosional.
“Selama 50 tahun, saya pikir, saya satu-satunya orang di dunia yang telah disalahgunakan oleh seorang imam Katolik," kata Sue Cox (63), warga Warwickshire, Inggris. " Saya diperkosa oleh seorang imam Katolik, bukan sekadar dilecehkan. Karena apa yang ia lakukan adalah memperkosa saya dan perkosaan berbeda dengan sekadar dilecehkan."
Ia mengaku diperkosa saat umurnya masih 13 tahun. Kejadian tersebut telah menghancurkan dirinya. Ia sempat menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan. “ Kejadian itu membuat saya rasanya ingin mati,” katanya.
Sementara itu, para pendemo akhirnya didatangi juru bicara Vatikan, pendeta Federico Lombardi. Saat ini terjadi, para pengunjuk rasa meneriakkan kata-kata makian, karena malu dengan tindakan para oknum pendeta.
Kepada AP, Lambardi mengaku telah menemui koordinator aksi, untuk membicarakan masalah ini lebih lanjut. “Tapi saya tahu ini tidak akan berjalan dengan mudah,” katanya.