REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA--Pimpinan Angkatan Bersenjata Turki memboikot sebuah acara kenegaraan di Istana Kepresidenan. Pasalnya, dalam acara itu hadir juga istri presiden, Hayrunnisa Gul, yang mengenakan jilbab. Jilbab adalah terlarang dalam undang-undang Turki selama beberapa dasawarsa lampau.
Angkatan Bersenjata memilih untuk menggelar acara yang sama di tempat terpisah. Partai oposisi, Partai Rakyat Republik juga menolak undangan Abdullah Gul.
Dua tokoh pemerintahan, Presiden Abdullah Gul dan perdana menteri Recep Tayyip Erdogan, sama-sama memiliki istri yang berjilbab. Pakaian ini dianggap sebagai bentuk "pengkhianatan" terhadap tradisi sekuler yang dianut Turki sejak 1923. Jilbab juga merupakan pengingkaran terhadap UU yang melarang pakaian ini masuk ke gedung sekolah dan bangunan milik pemerintah.
Hayrunnisa Gul dan Emine Erdogan, dianggap sebagai simbol perlawanan. Mereka dan kebanyakan anggota Partai keadilan dan Pembangunan (AKP) yang kini berkuasa, mengenakan jilbab dalam keseharian mereka.
Erdogan, yang memerintah sejak 2002, menyebut semestinya Angkatan Bersenjata menghormati pilihan penampilan seseorang dan datang di istana kepresidenan. Biasanya, dia datang dalam acara sejenis, namun Ibu Negara tak turut hadir dalam acara ini.