REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast mengatakan, Iran punya kekhawatiran serius terkait kondisi hak asasi manusia (HAM) di negara-negara Barat terutama AS. Sebagaimana dilaporkan kantor berita Mehr, Senin (1/11), Mehmanparast memaparkan sikap Teheran dalam pertemuan mendatang Universal Periodic Review (UPR) atau tinjauan periodik terhadap berbagai upaya dan pelaksanaan promosi dan perlindungan HAM di masing-masing negara anggota PBB.
Menyinggung pelanggaran HAM di AS, Mehmanparast mengatakan, kondisi HAM di negara-negara Barat mengkhawatirkan dan pandangan Iran terkait masalah ini akan dipaparkan dalam sidang HAM PBB untuk membahas berkas pelanggaran AS. "Negara-negara Barat di satu sisi menuding pihak lain tidak melindungi hak asasi manusia, tapi di sisi lain, menutupi kondisi buruk HAM di negaranya," tegas Mehmanparast.
"Seluruh organisasi masyarakat dan lembaga non-pemerintah serta negara-negara independen dunia yang mengkhawatirkan kondisi buruk HAM, harus secara serius hadir dalam konferensi HAM PBB dan membeberkan bukti-bukti pelanggaran HAM di AS," tutur dia. Seraya menegaskan bahwa kasus terbesar pelanggaran HAM berhubungan dengan pelanggaran hak-hak warga sipil di AS, Mehmanparast menandaskan, aksi kekerasan polisi, perilaku tidak baik dengan para tahanan, dan penahanan ilegal merupakan sebagian kasus pelanggaran HAM di AS.
Menurut Mehmanparast, bukti lain pelanggaran HAM di AS adalah penistaan terhadap hak-hak kelompok minoritas dan pelecehan sakralitas agama dengan dalih kebebasan berekspresi.