REPUBLIKA.CO.ID,ATHENA--Bom meledak di kedutaan Swiss dan Rusia di Athena, Yunani, pada hari Selasa (2/11). Polisi setempat juga menemukan paket mencurigakan di dua kedutaan lainnya. Polisi mengkaitkan serangan kepada gerilyawan kiri Yunani. Bom kecil dan serangan bom tabung gas sering terjadi di Yunani sejak 2008, ketika terjadi pembunuhan seorang remaja yang dipimpin polisi. Merupakan kerusuhan terburuk dalam beberapa dasawarsa.
"Sebuah paket dikirim ke pintu masuk Kedutaan Besar Swiss di Athena hari ini. Hal ini diketahui berdasarkan pengecekan karyawan kami, “ kata juru bicara Departemen Luar Negeri Swiss, Georg Farago.
Beruntung tidak ada yang cedera akibat ledakan bom itu. "Ketika kemasan luar telah dilepas, isinya terbakar," kata dia. Bom Parcel juga ditemukan di kedutaan Chili dan Bulgaria dan satu berhasil dicegat di kantor perusahaan surat, bom tersebut ditujukan ke Kedutaan Besar Jerman..
"Tampaknya ini merupakan kelanjutan dari serangan kemarin dan gerilyawan Yunani diduga berada di belakang semuanya, tetapi kita masih menyelidiki," kata juru bicara polisi, Thanassis Kokkalakis. Paket lain yang ditujukan kepada kedutaan Chili, sambung Kokkalakis , ditemukan tidak mengandung bahan peledak.
"Tindakan tersebut tidak bisa diterima, hina dan terkutuk. Tindakan tercela tersebut meneror baik anggota parlemen maupun parlemen (sendiri)," kata Presiden Parlemen Filippos Petsalnikos di gedung parlemen.
Pada hari Senin (1/11), sebuah bom parsel meledak di kantor kurir di Athena, dan melukai seorang karyawan. Polisi Yunani kemudian menangkap dua tersangka yang membawa dua bom lagi, bom itu ditujukan kepada Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan kedutaan Belgia.