REPUBLIKA.CO.ID, MANILA--Presiden Filipina Benigno Aquino III akan membahas dengan beberapa pemimpin asing yang cemas terhadap keselamatan warga mereka di Filipina pada saat dia menghadiri Pertemuan Pemimpin Ekonomi Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Jepang pekan depan.
Dalam wawancara media di Malacanang Jumat (5/11), presiden mengatakan pemerintah telah melakukan komunikasi dengan kedutaan-kedutaan Amerika Serikat, Australia, Selandia baru, Inggris, Kanada dan Prancis yang mengeluarkan nasehat perjalanan kepada warga mereka masing-masing, atas kemungkinan rencana teror di beberapa daerah di Mindanao termasuk di Metro Manila.
Presiden mengatakan, Filipina akan mengajukan lewat saluran diplomatik agar nasehat-nasehat perjalanan seperti itu dipertimbangkan kembali terutama jika tidak ada alasan konkrit.
Presiden mengatakan, masalah itu akan dikemukakan dengan para pemimpin asing manakala dia menghadiri Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-18 di Yokohama, Jepang, 12-15 November. "Kami akan bertemu dengan banyak di antara mereka yang hadir dalam sidang APEC pekan depan," kata presiden.
Dia mengatakan Filipina tidak menganggap masalah itu ringan dan pasukan keamanan pemerintah kini melakukan pemantauan atas kemungkinan masuknya teroris termasuk yang memiliki jaringan dengan kelompok-kelompok teror dalam negeri untuk mencegah mereka melakukan rencana serangan.
Enam kedutaan asing mengeluarkan nasehat perjalanan pada pekan ini setelah adanya dugaan "bom kargo" dari Yaman yang bertujuan ke AS dan digagalkan pekan lalu, dan memicu ketakutan-ketakutan bahwa kelompok teroris Al Qaida sedang melancarkan kampanye teror lainnya.