REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Rona wajah Kasinem (46 tahun) yang semula datar segera berubah ketika ia diminta bercerita. Air mata menetes. Mimik mukanya menggambarkan sedang menanggung beban yang berat. Ia pun lantas menutup mukanya.
Nunung, petugas haji di kantor Misi Haji Indonesia, mencoba menenangkannya dengan pelukan hangat. Nunung memberi Kasinem tisu. ‘’Hampir setiap hari mendapat siksaan dengan alasan yang tidak jelas,’’ katanya kepada wartawan dan anggota DPR, Ahad (7/11). Anggota DPR KOmisi VIII sedang berada di kantor Misi Haji Indonesia untuk meminta penjelasan seputar penyelenggaraan haji.
Ahad siang Kasinem tiba di kantor Misi Haji Indonesia di Makkah diantar oleh petugas haji di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI). Ia mengaku lari dari rumah majikannya, tak jauh dari BPHI di daerah Holidiah. Ibu dua anak dari Desa Alangamba, Bainangun, Cilacap, itu kabur dari rumah majikan pada Ahad dinihari. Sang majikan, Achmad Hasan, tengah tidur. Ia bisa kabur karena tahu letak kunci rumah disimpan.
Kasinem sudah sembilan bulan bekerja di Arab. Tapi ia tak hafal nama perusahaan yang mengirimkannya. Ia mendapat gaji 900 riyal per bulan, tapi selama sembilan bulan itu, ia mengaku belum pernah menerima sepeser pun.
Kasinem yang bisa berbahasa Inggris itu sudah lama ingin kabur. Tapi, selalu gagal. Pada 27 Mei 2010, ia dituduh mencuri uang. ‘’Pada saat itulah saya dicambuk, dipukul dengan kayu. Pernah muka saya dipukul dengan alat dapur sampai berdarah,’’ujar TKW yang pernah tujuh tahun bekerja di Singapura itu. Di dahi dan lehernya masih terlihat bekas luka.
Ia kabur dari pintu depan. Begitu berada di luar rumah, ia langsung menuju BPHI. Petugas kantor Misi Haji Indonesia kemudian mengantarkan Kasinem ke KJRI di Jeddah. ‘’Karena ini adalah tanggung jawab KJRI, untuk bisa dipulangkan ke Tanah Air’’ ujar Ian Heriyawan, pelaksana keamanan kanor Misi Haji Indonesia di makkah.
Sebelum berangkat ke Jeddah, Nunung mencoba membujuknya untuk makan terlebih dulu di lantai lima. Kasinem hanya membawa KTP. ‘’Paspor saya ditahan majikan,’’ kata Kasinem.