Selasa 09 Nov 2010 02:09 WIB

Obama Mengaku Terkena Imbas Politik UU Kesehatan

Presiden AS Barack Obama
Presiden AS Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Dalam wawancara perdananya setelah kekalahan Partai Demokrat di pemilu legislatif, Presiden AS Barack Obama mengakui ia mendapat pukulan politik yang lebih besar dari yang ia perkirakan karena meloloskan Undang-undang Kesehatan di Kongres.

"Ada alasan mengapa sistem perlindungan kesehatan kita tidak pernah berubah selama beberapa dasawarsa. Mengapa setiap presiden selalu berbicara mengenai hal itu namun tidak pernah berhasil. Persoalan tersebut memang sulit, suatu sistem yang besar dan sangat rumit," kata Obama dalam wawacara di acara '60 Minutes' di CBN.

"Saya memutuskan untuk maju terus dan terbukti bahwa hal tersebut meminta ongkos politik yang lebih besar dibanding yang diperkirakan. Ongkos tersebut mungkin sedikit lebih besar dari yang diperkirakan, secara politik." Presiden berbicara pasca pemilu legislatif pada Selasa pekan lalu yang memperlihatkan partai Republik mengambil alih kendali di parlemen (DPR) dan hampir menyapu mayoritas Demokrat di Senat (DPD).

"Saya kira Republik mampu mengubah filosofi pemerintahan saya menjadi sesuatu yang klasik, tradisional, dan liberal. Dan hal tersebut bukanlah hal yang diinginkan rakyat Amerika," kata Obama dalam wawancara yang direkam sebelum ia berangkat ke India untuk kunjungan 10 hari.

Presiden pada Maret menandatangani UU bersejarah yang memberikan akses perlindungan kesehatan kepada hampir seluruh rakyat Amerika dan merealisasikan mimpi dari para pemimpin AS generasi ke generasi. Dana talangan sebesar 940 miliar dolar AS itu akan memperluas cakupan bagi 32 juta warga Amerika yang saat ini tidak memiliki asuransi kesehatan, memastikan 95 persen warga AS di bawah usia 65 tahun dapat memiliki asuransi tersebut.

Namun Republik mengambil alih cerita dan menggambarkan Obama membahayakan "Pemerintahan besar" dengan menalangi urusan perlindungan kesehatan, dan berulang kali menanyakan mengapa Obama tidak fokus menangani pengangguran di AS yang melonjak drastis.

Obama menolak untuk mengakui bahwa ia bersikap naif, namun menerima bahwa ia sebenarnya dapat melakukan lebih banyak untuk meyakinkan publik Amerika tentang manfaat argumennya dengan mengatakan, "kita tahu bahwa hal itu mungkin bukan suatu tindakan politik yang hebat."

"Saya pikir ada waktunya ketika kita mengatakan 'mari selesaikan hal ini segera' dari pada harus khawatir mengenai bagaimana kita dapat melakukannya. Dan saya pikir hal itu adalah masalah. Saya membayar harga politik untuk hal tersebut." Republik bertekad untuk membatalkan UU yang disahkan Obama sebelumnya, meski secara realita hal itu tidak mungkin karena presiden masih memiliki kekuasaan untuk memveto rencana pembatalan itu.

Republik mungkin akan lebih berhasil di pengadilan karena beberapa hakim di bebarapa negara bagian telah mengatakan mereka akan mempertimbangkan keberatan terkait posisi konstitusional UU tersebut yang memerintahkan agar semua warga Amerika memiliki asuransi atau bila tidak mereka harus membayar denda.

"Saat Anda berkampanye, saya pikir Anda bebas untuk mengatakan apapun tanpa harus berpikir 'Bagaimana cara saya untuk mengimplementasikan hal ini'," kata Obama dalam acara itu. Seakan ingin mengonfirmasi hal tersebut, ia kemudian berbicara lebih lunak terkait kerja sama dengan perusahaan asuransi dibanding saat ia menyatakan perusahaan-perusahaan asuransi itu sebagai musuh nomor satu ketika masa kampanye.

"Saat berbicara mengenai perlindungan kesehatan, kita harus juga berkonsultasi dengan industri asuransi, memastikan mereka tahu bagaimana aturan kerjanya," katanya.

sumber : ant/AFP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement