REPUBLIKA.CO.ID,JERUSALEM--Israel menolak kritik dunia mengenai pendirian 1.300 tempat tinggal baru di wilayah Palestina, Yerusalem timur, dengan bersikeras bahwa mereka tidak akan membatasi pembangunan "di negaranya", kata pernyataan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa.
"Israel memandang tidak ada keterkaitan antara proses perdamaian, rencana, dan kebijakan bangunan di Yerusalem, yang tidak berubah sejak lebih dari 40 tahun," kata pernyataan itu. "Yerusalem bukan permukiman. Kota itu merupakan ibu kota negara Israel," kata pernyataan itu, dengan menambahkan bahwa pemerintah Israel tidak membatasi bangunan di kota suci itu sejak mengambil alih dan menjajah kawasan timur tersebut pada perang enam hari 1967.
"Bangunan di Yerusalem tidak pernah dikaitkan dengan proses perdamaian," kata pernyataan itu, sementara mengakui bahwa perbedaan dengan pemerintah Amerika Serikat atas Yerusalem terjadi sejak 43 tahun belakangan.
Sejumlah rencana menambah bangunan di Yerusalem timur diumumkan saat Netanyahu dalam kunjungan lima hari ke Amerika Serikat untuk membicarakan pelaksanaan kembali perundingan perdamaian. Ia ingin mengadakan perundingan mengenai perdamaian, yang hampir usai, dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton di New York pada Kamis.