REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jaminan universal terhadap kebebasan pers tidak berarti menjadi dasar perlindungan yang kuat terhadap para wartawan. Pasalnya, setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda dalam memberlakukan jaminan kebebasan pers. Belum lagi, adanya faktor diluar pemerintah yang terkadang sangat berperan terhadap ancaman jaminan kebebasan pers.
Sebut saja Meksiko, negara itu terbilang memiliki kestabilan politik yang baik. Selain itu, Meksiko juga menjamin penuh kebebasan para wartawan untuk menyampaikan pemberitaan. Nyatanya, wartawan asal negara itu terancam jiwanya oleh pihak yang jauh lebih berkuasa ketimbang pemerintah, yakni kartel obat bius.
Kecenderungan seperti itu, tidak hanya terjadi di Meksiko. Negara lain, terutama negara yang tengah dilanda konflik juga memiliki kondisi serupa. PBB, sebagai badan penjaga perdamaian tidaklah mampu mendukung secara konkret mengingat keterbatasan peran dan tangan. Lantas siapa yang seharusnya mendukung adanya perlindungan terhadap wartawan. Pertanyaan ini seharusnya segera terjawab mengingat risiko keselamatan wartawan semakin meninggi.
Nah, berikut lima negara yang oleh dunia Barat dinyatakan berbahaya bagi para jurnalis :
1. Irak
Lebih dari 145 wartawan yang terbunuh di Irak sejak tahun 1992 hingga invasi AS tahun 2003. Dari 145 jurnalis itu, 89 di antaranya dibunuh dan 50 lainnya terbunuh dalam peperangan. 117 wartawan itu berasal dari Irak.
2. Iran
Tak separah tetangganya. Iran dilaporkan CS Monitor merupakan negara kedua terbanyak yang memasukan wartawan ke dalam bui. Kebanyakan dari wartawan asal Iran yang dipenjara dikarenakan pemberitaan pemilihan presiden beberapa waktu lalu. Hingga Maret 2010, CS Monitor menyebutkan Iran memasukan 52 jurnalis ke dalam bui.
3. Cina
Julukan negeri Tirai Bambu merupakan bentuk kebijakan negara itu yang mengatur secara ketat arus informasi yang beredar di masyarakat Cina. Aturan ketat itulah yang kemudian menghantarkan 24 wartawan masuk bui. Kebanyakan dari wartawan yang dipenjarakan pemerintah Cina merupakan kontributor atau koresponden untuk media luar. Begitu ketatnya pemerintah Cina mengatur pemberitaan sehingga komunitas Blogger internasional menempatkan Cina sebagai negara yang paling buruk bagi Blogger.
4. Rusia
Sejak Uni Soviet didirikan, pemberitaan diatur secara ketat oleh negara. Julukan negeri tirai besi pun diberikan pada Uni Soviet ketika itu. Setengah abad terkukung dalam batasan informasi, Rusia sebagai penerus Uni Soviet merasa kikuk memberlakukan aturan kebebasan pers. Celakanya, rasa kikuk itu terbawa budaya Soviet yang tidak melindungi profesi wartawan. Tercatat sejak tahun 1992 hingga 2000, 52 wartawan terbunuh.
5. Meksiko
Negara asal kartel obat bius ternama di dunia merupakan lokasi yang tidak memberikan jaminan perlindungan penuh terhadap wartawan. Tercatat 22 jurnalis terbunuh, 12 jurnalis menghilang dan sisanya diculik. Kisah tragis itu berawal dari kebijakan Presiden Meksiko yang menyatakan perang dengan kartel obat bius. Dampaknya pun sangat terasa. Pemberitaan yang bebas kemudian melahirkan korban dari pihak wartawan.