REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI-–Kaum gerilyawan di Pakistan menyerang kompleks kepolisian di kota terbesar di negara itu dengan hujan tembakan dan bom mobil, Kamis (11/11). Aksi ini membuat bangunan rata dengan tanah dan menewaskan sedikitnya 15 orang.
Sekelompok pria bersenjata, diperkirakan enam orang, berhasil menembus sebuah area berpengamanan tinggi di Karachi, yang menjadi kediaman pejabat Konsulat Amerika Serikat (AS), dua hotel mewah, dan kantor para pemimpin daerah setempat. Sekalipun sudah tidak asing dengan keberadaan kehadiran kaum ekstrimis, Karachi sudah beberapa tahu belakangan tidak lagi mengalami kejadian serupa.
Tindakan ekstrimis ini merupakan serangan terbesar pertama dengan target pemerintah di luar Suku Barat Laut dalam beberapa bulan terakhir. Kejadian ini menunjukan upaya militan Islam untuk menggulingkan pemerintahan yang menjadi sekutu AS. Selama tiga tahun terakhir, Pemerintah Pakistan berupaya untuk menindak kaum ekstrimis ini.
Menteri Dalam Negeri Sindh Zulfiqar Mirza menceritakan, kelompok bersenjata melepaskan tembakan pertama di kantor Departemen Investigasi Kejahatan sebelum meledakkan sebuah bom mobil berdaya ledak tinggi.
Ledakan bisa didengar beberapa kilometer jauhnya di kota berpenduduk 14 juta orang ini. Ledakan menghancurkan gedung polisi, rumah-rumah di dekatnya, dan meninggalkan kawah selebar tiga meter di jalan. Gedung Konsulat AS yang berada 1,5 kilometer dari ledakan tidak mengalami kerusakan.
Departemen Investigasi Kejahatan memimpin perburuan teroris di Karachi. Awal pekan ini, lembaga tersebut menangkap enam anggota Lashkar-e-Jhangvi, sebuah kelompok al-Qaida yang dituding sebagai dalang serangan beberapa tahun terakhir. Para tersangka telah dihadapkan di depan pengadilan, Kamis.