Jumat 12 Nov 2010 22:30 WIB

Terjadi 'Perang Lobi' Jelang Akhir G20

Rep: M Ikhsan dari Seoul/ Red: Siwi Tri Puji B
G20 Summit
G20 Summit

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Jumat (12/11) pagi, 20 kepala negara itu, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, satu per satu memasuki gedung pertemuan COEX di Gangnam-gu Seoul. Petang nanti, dijadwalkan ada penandatangan kesepakatan akhir para kepala negara dalam forum G20. Seperti yang diperkirakan para analis, forum ekonomi terbesar di dunia ini akan menjadi ajang negara-negara kunci anggota G20 untuk membawa kepentingan nasionalnya masing-masing,  untuk menyuburkan pertumbuhan ekonomi di negara masing-masing.

Hasil akhir G20 pada Jumat (12/11) petang ini diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan soal perang mata uang antara dua raksasa ekonomi dunia itu. Sebelum sesi terakhir pertemuan 20 kepala negara di Seoul pada Jumat (12/11) ini, para kepala negara gencar melakukan pertemuan 'lobi' pada malam harinya.

Presiden AS Barack Obama melakukan pertemuan dengan Presiden Cina Hu Juntao pada Kamis (11/11) petang. Dua kepala negara ini memfinalkan lobi yang sebenarnya telah dilakukan para negosiator dari kedua negara beberapa bulan sebelumnya. Perlu diketahui, sebelum pertemuan di tingkat kepala negara, forum G20 ini mempertemukan para menteri keuangan, para deputi, dan gubernur bank sentral.

Usai pertemuan, Obama mengaku ada hasil signifikan dalam pertemuan dengan Hu. "Kami telah membuat struktur, dialog ekonomi dan strategi, yang mana tim kami sudah mengerjakan itu dalam pembahasan seluruh isu," kata Obama seperti dikutip Korea JoongAng Dialy, terbitan Jumat (12/11). Hu mengatakan, pihak Cina siap untuk terus berdialog dengan AS.

Tidak semua lobi berjalan mulus, pertemuan Obama dengan Presiden Republik Korea Lee Myung-Bak tidak menghasilkan kesepakatan apa pun. Lee mengatakan, menteri perdagangan dari kedua negara masih membutuhkan waktu untuk menyusun lagi kesepakatan lebih detail," kata Lee. Kesepakatan itu adalah tentang perdagangan bebas antara kedua negara yang berarti terkait dengan persoalan aliran modal.

Indonesia sendiri seolah terjepit dalam isu-isu besar di G20 ini. Meski demikian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki perhatian terhadap sikap para negara anggota G20. Presiden menegaskan tidak ingin adanya perang kurs dalam forum ini, topik yang justru harus diperjuangkan adalah keseimbangan pertumbuhan ekonomi dunia.

"Jangang masing-masing melakukan tindakan drastis, misalkan langsung proteksionisme," kata Presiden sebelum forum. Presiden menginginkan negara anggota G20 untuk mengikuti mekanisme pasar yang ada. Pembahasan harus dilakukan secara utuh, termasuk isu soal keseimbangan.

Ada lima plenary session dalam hari terakhir forum G20 ini, yakni ekonomi global; reformasi lembaga keuangan; pembangunan, reformasi regulasi keuangan; dan energy dan antikorupsi. Presiden akan menjadi pembicara utama dalam sesi pembahasan pembangunan. "Kita punya pengalaman empirik, tepat kalau saya diminta untuk berkontribusi dalam pembahasan isu-isu pembangunan," kata Presiden. n ikh

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement