Sabtu 13 Nov 2010 05:34 WIB

Australia Berang Myanmar Usir Wartawannya

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY--Australia telah mengecam Myanmar akibat dua pewarta berkewarganegaraan Australia yang menyelidiki kebebasan media ditangkap dan diusir dari Myanmar pada beberapa hari setelah pemilu yang banyak ditentang, ujar pejabat, Jumat (12/11).

Seorang juru bicara Kebijakan Luar Negeri mengatakan Australia telah mengadukan persoalan itu kepada pejabat tinggi di negara junta, dengan menyatakan bahwa mereka tidak memberitahukan penangkapan warga Australia yang bekerja bagi media umum ABC.

Juru bicara itu mengatakan Australia prihatin terhadap penangkapan itu, menambahkan bahwa pejabat konsulat telah menemui para pewarta sebelum mereka diusir pada Kamis dan menyatakan bahwa mereka dalam keadaan sehat dan aman.

"Kami telah mengadukan masalah itu kepada pejabat senior di Yangon dengan menekankan untuk tetap pada jalur yang telah disepakati dalam Konvensi Wina. Kami berharap bahwa pemerintah Myanmar dapat memberitahu Kedutaan Besar Australia secepatnya jika ada warga Australia yang ditahan oleh mereka," ujar dia.

ABC menyebutkan dua warga yang ditahan adalah pembuat film, Hugh Piper, dan produser, Helen Barrow, yang dikatakan bahwa saat ini mereka masih memiliki waktu menetap visa yang panjang. Pada saat itu, mereka sedang menyiapkan film dokumenter mengenai media independen di Myanmar yang pemerintah juntanya diduga mengatur kemenangan mutlak dalam pemilu pada Minggu yang pertama setelah 20 tahun sehingga negara adidaya barat mengecap pemilu itu tidak bebas dan adil.

"Ada dua pria di dalam harian Myanmar Times yang berhubungan dengan pemerintah," ujar Piper dari Bangkok dalam jejaring ABC. "Mereka mengatakan bahwa saat ini anda harus kembali ke hotel dimana anda akan bertemu dengan segala pejabat dari Departemen Keimigrasian yang akan mengawal ke bandara dan melepaskan anda," ujar dia menambahkan bahwa hal itu merupakan permintaan pemerintah Myanmar.

Tidak ada alasan yang diungkapkan atas penangkapan itu, walaupun Piper mengatakan hal itu berkaitan dengan kerentanan mengenai liputan media asing tentang pemilu. Seorang pewarta Jepang juga telah ditangkap pada Minggu dan diusir pada Selasa dari Myanmar dimana pemberitaan sangat dikuasai secara ketat oleh pemerintah.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement