Sabtu 13 Nov 2010 10:00 WIB

Tak Ada Terobosan Baru dalam Pertemuan Clinton-Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID,Setelah rapat maraton lebih dari tujuh jam di New York, Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu gagal mencapai kesepakatan mengenai proses perdamaian Timur tengah.

 

Dalam pernyataan bersama, Clinton dan Benjamin Netanyahu hanya disebutkan pentingnya dilakukan perundingan langsung. Diskusi difokuskan untuk menentukan persyaratan bagi dibukanya negosiasi langsung, yang ditujukan bagi terciptanya solusi dua negara. Tim kedua negara akan bekerjasama erat dalam menuntaskan tema tersebut.

Dalam pertemuan Clinton-Netanyahu tidak disebutkan, bagaimana upaya memecahkan persoalan mengenai berakhirnya batas waktu pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat Yordan dan timur Yerusalem, yang menyebabkan perundingan sebelumnya buntu.

Negosiasi tersebut sebelumnya terhenti September lalu, sesaat setelah diluncurkan, ketika moratorium 10 bulan proyek pemukiman di Tepi Barat Yordan habis batas waktunya. Israel sendiri telah menolak memperpanjang masa penghentian tersebut. Palestina kemudian menolak untuk melanjutkan perundingan dengan Israel, hingga larangan pembangunan pemukiman diberlakukan kembali.

Sebelum pertemuan antara Clinton dan Netanyahu berlangsung, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Clinton mengritik rencana Israel untuk membangun 1300 unit pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur, di mana warga Palestina ingin membangun ibukota kelak di masa depan.

Sementara itu di Ramallah, masyarakat berhimpun memperingati enam tahun wafatnya mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat, 11 November. Dalam kesempatan itu, Presiden Otonomi Palestina Mahmud Abbas menegaskan akan menagih janji Obama September lalu untuk mendukung terbentuknya negara Palestina dalam satu tahun ke depan.

Di dekat makam Arafat, di mana sebuah musium baru dibangun untuk menghormati pemimpin perjuangan Palestina itu, Mahmud Abbas menyampaikan pidatonya, bahwa ia tak mau berunding bila Israel bersikukuh melanjutkan pembangunan pemukiman Yahudi.

sumber : dw-world
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement