REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Korea Selatan, Rabu (17/11) menolak usul Korea Utara untuk berunding bagi dimulainya kembali kunjungan lintas perbatasan ke satu daerah wisata dengan mengatakan Korut harus terlebih dulu membatalkan penyitaannya terhadap properti milik Seoul di sana.
Korea Utara (Korut) mengusulkan dialog tingkat pemerintah Jumat ini tentang dimulainya kembali kunjungan ke daerah wisata Gunung Kumgang yang dikelola bersama. Daerah itu terletak di pantai timur negara komunis itu, sebagaimana dikutip dari AFP.
Tetapi Seoul menegaskan dalam satu pesan yang dikirim Rabu bahwa Korut harus mencabut penyiataannya atas properti di daerah wisata itu sebelum perundingan-perundingan dimulai. "Kami yakin tidak ada syarat-syarat bagi diselenggarakan dialog itu," kata Lee Jong-Joo, juru bicara kementerian unifikasi Korsel kepada wartawan.
Gunung Kumgang dikembangkan sebagai satu simbol rekonsiliasi tetapi beberapa kali terjadi pelanggaran akibat ketegangan politik. Kunjungan para warga Korsel, yang dimulai tahun 1998 menghasilkan pendapat bagi Korut jutaan dolar bentuk uang kontan setiap tahun.
Tetapi Korsel menghentikan program itu Juli 2008 setelah seorang serdadu Korut menembak mati seorang ibu rumah tangga Korsel yang tersesat memasuki satu zona militer yang terlarang. Sebagai pembalasannya, Korut menyita gedung-gedung Korsel di sana.
Korsel mengatakan pihaknya tidak akan memulai kembali kunjungan itu sampai Korut mengizinkan penyelidikan terhadap penembakan itu dan memberikan jaminan keamanan yang kuat. Korut membuka daerah wisata itu dua pekan lalu untuk reuni keluarga-keluarga kedua negara yang terpisah akibat perang tahun 1950-1953. Tetapi Pyongyang menutup kembali setelah sepekan kegiatan itu.
Hubungan memburuk sejak Korsel Mei menuduh Korut mentorpedo sebuah kapal perang dekat perbatasan laut yang mereka sengketakan yang menewaskan 46 pelaut. Korut menolak keras bertanggung jawab tetapi dalam bulan-bulan belakangan ini membuat beberapa isyarat perdamaian.