REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Selasa (16/11) mengatakan bahwa ekstradisi tersangka pedagang senjata Rusia Viktor Bout dari Thailand ke AS tidak akan merusak hubungan antara Moskow dan Washington.
"Kami mengerti bahwa mengenai sejumlah masalah ... terkadang kami sepakati untuk tidak disepakati. Kami memiliki ketegangan-ketegangan yang kami unduh secara periodik. Dan kami bekerja untuk mengatasinya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Philip Crowley kepada para wartawan.
"Saya tak berharap ini akan berpengaruh kepada hubungan kita dengan Rusia," kata Crowley menambahkan. Bout, yang dijuluki "pedagang kematian" itu diterbangkan keluar dari Thailand Selasa untuk menghadapi pengadilan di AS setelah perjuangan hukum yang lama.
Keberangkatan tiba-tibanya terjadi tidak lama setelah kabinet Thailand menyetujui penyerahan dirinya dalam langkah yang mendorong kemarahan terbaru Moskow, yang telah bersumpah untuk melakukan semua upaya untuk membawa pulang Bout.
Rusia mengatakan ekstradisi tersebut adalah "ilegal" dan dilakukan dengan desakan AS yang tak pernah terjadi sebelumnya. Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan Moskow akan mendukung Bout "dalam semua hal" dan mencela apa yang dia sebut sebagai "ketidakadilan keterlaluan" yang menambah spekulasi bahwa Bout mungkin memiliki pengetahuan tentang informasi sensitif.
Mantan pilot Angkatan Udara Sovyet berumur 43 tahun itu telah berjuang dari ekstradisi dengan tuduhan terorisme sejak dia ditangkap pada Maret 2008 setelah operasi sengat di Bangkok yang melibatkan agen rahasia AS yang menyamar sebagai pemberontak FARC Kolombia.
Dia diterbangkan keluar dengan pesawat pemerintah AS disertai oleh pejabat dari Drug Enforcement Administration (DEA), kata Kolonel Supisarn Bhakdinarunart, komandan Divisi Tindak Kejahatan Thailand.