REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH--Ratusan orang tewas akibat berdesak-desakan pada sebuah festival air di ibu kota Kamboja, Phnom Penh, Senin (22/11) malam waktu setempat. Pemerintah Kamboja membentuk tim investigasi untuk mengetahui penyebab kejadian itu.
Pada saat kejadian, desak-desakan ribuan warga menyebabkan kekacauan dan kepanikan, Ratusan orang mencoba untuk menyelamatkan diri melewati sebuah sebuah jembatan. Namun, beberapa orang mengalami nasib buruk karena jatuh ke dalam sungai. Salah seorang saksi mata mengatakan, ratusan orang tersebut saling tumpuk di atas jembatan itu dan beberapa lainnya mengambang di air sungai.
Setelah kejadian itu, puluhan mobil ambulans yang berisi puluhan petugas kesehatan mendatangi tempat kejadian dan segera membawa ratusan jenazah maupun ratusan orang yang selamat itu ke rumah sakit terdekat. Karena terlalu banyak, rumah sakit tidak mampu menampung ratusan korban dan terpaksa harus mendapatkan perawatan di koridor rumah sakit.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen saat memberikan pernyataan di sebuah stasiun televisi mengatakan, korban tewas pada peristiwa itu mencapai 339 orang dan korban luka-luka mencapai 329 orang. Hun Sen mengatakan, peristiwa yang sangat kacau itu menggambarkan kejadian saat partai komunis Kamboja, Khmer Merah menyerang warga pada tahun 1970-an dan menyebabkan 1,7 juta orang tewas.
Hun Sen memerintahkan membentuk tim investigasi penyebab kejadian itu. Ia juga menyatakan hari berkabung nasional atas kejadian itu dan mengimbau warga untuk menaikan bendera setengah tiang.
Festival air itu merayakan akhir musim penghujan. Sejumlah perayaan dilakukan seperti lomba perahu naga tradisional di sepanjang sungai. Pemerintah memperkirakan festival itu dihadiri oleh 2 juta orang lebih.