REPUBLIKA.CO.ID,BETLEHEM--Harian Financial Times Inggris menegaskan, penyiksaan di penjara Abbas Tepi Barat terhadap para pendukung Hamas meningkat dua kali lipat dari sebelumnya. Seperti diakui istri seorang pengamat Palestina Badar Abu Ayasy (42 tahun).
Disebutkan, Abu Ayasy ditangkap milisi Abbas di Betlehem saat ia ikut shalat berjama’ah dengan gerakan Hamas. Naimah (istri Abu Ayasy) mengatakan, ada sejumlah bukti bahwa banyak di antara para tawanan mengalami penyiksaan, saat mereka dimintai keterangan atau diinterogasi, namun kondisinya makin parah menuntut organisasi Human Right Watch segera menindak lajuti laporan atas terjadinya pelanggaran HAM oleh pasukan milisi Abbas.
“Saat ini suami saya tidak bisa jalan”, ungkap Naimah melanjutkan. Ia juga sulit bernapas dan sangat kurus sekali. Terutama setelah saya menjabat tangannya, tampak ia sudah tak punya kekuatan lagi. Saat aku menemuinya di dalam penjara aku berkata pada para penjaga di sana, apa yang kalian lakukan pada suamiku. Namun pertanyaan serta teriakanku seolah menabrak dinding, tak satupun yang menjawab."
Harian Inggris kemudian melansir laporan tersebut dan mengatakan, istri Abu Ayasy punya hak penuh untuk khawatir terhadap keselamatan suaminya. Semua tawanan Palestina mengalami penyiksaan secara sistematis. Mereka tidak diberikan obat-obatan, serta kebutuhan mendasar seperti tempat tidur dan selimut.
Mereka menegaskan, banyak sekali bukti-bukti yang menunjukan semua tawanan Hamas mengalami penyiksaan di dalam penjara. Paling ringan atau umumnya terjadi adalah pemborgolan, dimana tangan dan kaki mereka diikat untuk waktu yang lama.
Harian Financial Inggris mengkhawatirkan, kondisi di penjara Tepi Barat menuju pada pembantaian secara pelan-pelan tapi terus meningkat, ungkapnya.