REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS--Uni Eropa pada Selasa melarang semua maskapai penerbangan dari Afghanistan terbang ke 27 negara Eropa. Alasannya, karena catatan keamanan yang buruk dari sistem pengawasan perusahaan penerbangan sipil negara itu.
Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, juga menambahkan Mauritania Airways ke daftar hitam maskapai penerbangan yang berisiko tinggi bersama dengan operator baru dari Gabon, Afric Penerbangan, dan Kirgistan, CAAS.
Sebelumnya, maskapai milik pemerintah Afghan, Ariana Afghan Airlines menjadi satu-satunya maskapai asal Afghanistan yang masuk dalam daftar itu. Namun Uni Eropa memutuskan untuk memperpanjang larangan untuk tiga operator lain.
Sumber di Komisi Eropa menyatakan pelarangan itu murni karena alasan keselamatan atas penerbangan sipil pada beberapa operator penerbangan. Eksekutif Uni Eropa mengatakan siap untuk memberikan dukungan aktif untuk usaha-usaha Afghanistan untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan penerbangan sipil bekerjasama dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization /ICAO).
Menteri Transportasi Afghanistan, Daoud Ali Najafi, mengatakan awal bulan ini bahwa ia akan pergi ke Brussels untuk menyajikan sebuah rencana aksi untuk panel keselamatan udara Uni Eropa. Kam Air, Safi Airways, dan Pamir Airways sebelumnya terbang ke Jerman, India, Pakistan, Turki, Asia Tengah, dan Teluk. Mereka juga terbang di masa lalu ke Inggris dan Austria. Sampai hari ini, tak ada penerbangan dari Afghanistan terbang ke Amerika Serikat.