REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa mendesak Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) untuk melakukan segala upaya mencegah peningkatan ketegangan setelah melakukan baku tembak di wilayah perairan, pantai barat Semenanjung Korea pada Selasa (23/11).
"Kami menyeru ulang bagi kedua pihak untuk melakukan upaya maksimal dengan menahan diri dan mencegah ketegangan baru," demikian ujar Marty dalam pernyataan pers, Rabu (24/11). "Indonesia selalu menjaga dalam posisi seimbang dalam perkembangan yang terjadi di Semenanjung Korea dan kini sangat prihatin dengan kondisi terbaru," ujarnya.
Marty menegaskan Indonesia mengecam semua aksi kekerasan tanpa dasar yang berlawanan dengan prinsip piagam PBB. Pada Selasa pula, pemerintah Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam terhadap baku tembak antara dua Korea di pulau Yeonpyeong, yang membunuh setidaknya empat marinir.
Dalam pernyataan persnya, Marty menyatakan bahwa pemerintah Indonesia menekankan pada pentingnya meneruskan perbincangn enam negara yang melibatkan Korut, Korsel, Rusia, Cina, Japan dan Amerika Serika, untuk mendiskusikan segala aspek yang terkait perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Korea menembakkan sejumlah artileri berturut-turut ke Pulau Yeonpyeong, pada Selasa, membunuh empat marinir, membakar sejumlah besar rumah penduduk sipil dan hutan sekitar dalam salah satu serangan terburuk sejak Perang Korea pada 1950-1953. Bombardir artileri itu dilakukan ditengah ketegangan terkini atas klaim bahwa Pyongyang memiliki fasilitas pengayaan uranium.