Jumat 26 Nov 2010 05:38 WIB

India Tercoreng Skandal Suap Pejabat Bank Sentral

Rep: una/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI --India, boleh jadi, menjadi tempat bisnis yang dincar banyak orang. Namun baru-baru ini citra India tercoreng lagi dengan mencuatnya skandal suap ratusan juta dolar yang melibatkan bankir bank milik pemerintah. 

Pusat Investigasi Penyelidikan federal (CBI)  menangkap lima pejabat dari perusahaan publik yang dikelola negara, direktur utama Perusahaan Pembiayaan Keuangan LIC. Mereka ditahan karena menerima suap untuk memfasilitasi kredit korporasi besar. Tiga eksekutif senior lain dari sebuah perusahaan swasta yang etrcatat di bursa efek India juga ditangkap atas tuduhan membagikan uang suap.

Skandal perbankan ini adalah salah satu kasus suap terbesar di India selama ini dan berpotensi merugikan citra ekonomi Asia ketiga terbesar itu sebagai tujuan bagi investor asing. Apalagi baru beberapa hari lalu Perdana Menteri India Manmohan Singh harus membela  skandal korupsi lain yang melibatkan lisensi telekomunikasi yang dijual dengan harga murah.

"Ini adalah pesan yang tidak baik untuk pasar juga bagi perekonomian," kata DH Pai Panandiker, kepala badan penelitian RPG Foundation. Korupsi, lanjut dia, menciptakan citra yang sangat buruk tentang negara dan itu seperti hilangnya kepercayaan dalam sebuah sistem.

Kendati demikian, analis masih percaya diri mengatakan, India tetap merupakan tempat yang yang diincar investor dunia selain negara lain  kelompok BRIC (Brasil, Rusia, India, Cina). India dengan populasi sebanyak 1,2 miliar penduduk menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa melaju sebesar 8,5 persen pada 2010-2011.

Sementara untuk tahun-tahun sesudahnya, mereka menargetkan pertumbuhan di kisaran 9 bahkan 10 persen. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang hanya bisa disaingi oleh Cina. 

Dalam survey tahunan Transparency International 2010, lembaga yang memeringkat persepsi korupsi negara-negara di dunia, India menempati peringkat 87. Sementara Cina menempati peringkat 78 dalam pemeringkatan tersebut.  "Kasus suap ini sangat besar, mencapai ratusan juta dolar," kata Direktur CBI P Kandaswamy, Rabu (24/11).

Pemerintah India menyatakan bahwa skandal itu merupakan insiden yang berdiri sendiri.  "Jumlahnya tidak signifikan, mencerminkan keserakahan individu, bukan kegagalan sistem," ujar R. Gopalan, sekretaris untuk Lembaga Pengawas Keuangan. Padahal diam-diam pemerintah India diketahui mendagakan pertemuan khusus guna membahas kasus ini.

CBI mengungkapkan, para pejabat senior yang ditangkap termasuk pejabat senior Bank Central, pimpinan Punjab National Bank dan Bank of India, yang merupakan bank-bank besar dengan operasi menjangkau seluruh negeri.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement