Sabtu 27 Nov 2010 04:29 WIB

Marinir dan Polisi Brasil Bentrok dengan Gangster

Rep: Hiru Muhammad / Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO--Polisi Brasil yang didukung kendaraan lapis baja milik marinir dalam lima hari terakhir terlibat baku tembak dengan gangster kelompok pengedar obat bius. Pihak keamanan yang diperkuat dengan kendaraan lapis baja, Kamis (26/11) berupaya menyerbu Vila Cruzeiro, di ibu kota Brasil, Rio de Jeneiro, yang menjadi markas para pengedar itu.

Dengan menumpang sedikitnya 10 kendaraan lapis baja baru, pasukan kepolisian menyerbu kawasan kumuh tersebut. Kedatangan mereka mendapat sambutan sengit dari para gangster yang sudah mempersiapkan diri dengan senjata mematikan sebelumnya. ''Target kami adalah menumpas kelompok gangster obat bius,'' kata Kolonel Alavaro Rodrigues yang memimpin operasi tersebut.

Aksi baku tembak yang terjadi sejak Ahad lalu telah menewaskan sedikitnya 30 orang. Termasuk di antaranya seorang gadis berusia 14 tahun yang terkena peluru nyasar. Nyawa gadis itu tak tertolong setelah dibawa ke rumah sakit. Aksi baku tembak itu diawali dengan serangan bersenjata yang dilakukan kelompok gang bersenjata ke kantor polisi dan membakar sejumlah kendaraan.

''Kami tidak ada batas waktu untuk menghentikan operasi ini. Kami akan terus memberikan dukungan bantuan dan pasukan selama dibutuhkan,'' kata Kolonel Carlos Chagas, komandan logistik batalion marinir Brasil.

Operasi besar-besaran itu dilakukan pemerintah Brasil yang sedang berbenah diri karena Rio de Janeiro terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016. Namun, keberhasilan terpilih menjadi tuan rumah pesta olah raga paling bergengsi itu ternodai dengan aksi kekerasan dan kemiskinan yang mewarnai keindahan pantai dan pesta meriah yang kerap terjadi seperti di wilayah Ipanema, Leblon, atau Copacabana.

Kota berpenduduk sekitar enam juta jiwa itu masih dikelilingi kawasan kumuh yang dihuni sekitar dua juta jiwa hingga membuat aparat penegak hukum enggan menjamahnya. Aksi serangan gang obat bius terhadap helikopter polisi tahun lalu, menjadi salah satu alasan bagi aparat kepolisian untuk melakukan penyerbuan ke kawasan kumuh yang telah menewaskan 30 orang tersebut.

Gubernur Rio de janeiro, Sergio Cabral menilai aksi kekerasan itu diperitahkan langsung oleh pimpinan gangster yang belum tertangkap karena polisi ingin mengendalikan keamanan menjelang digelarnya dua hajatan olah raga akbar tersebut.''Ini upaya untuk memperlemah keamanan di negara ini. Mereka menciptakan rasa panik bagi warga tapi kami tidak menyerah,'' katanya.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement