REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Apa jadinya bila dalam sehari tak ada peristiwa menarik yang bisa menyedot perhatian publik? Mungkin, hari itu akan menjadi hari yang membosankan. Setidaknya itulah yang dikatakan sejumlah ahli.
Setelah meneliti 300 juta materi fakta melalui mesin pencari komputer, sejumlah ahli menemukan satu hari di abad ke-20 lalu yang dianggap sebagai hari paling membosankan. Hari itu adalah 11 April 1954.
Di hari paling membosankan di abad ke-20 itu, para ahli tak mendapatkan berita penting atau kunci mengenai kejadian, kelahiran, atau kematian tokoh publik di dunia. Mesin pencari terbaik melacak bahwa di hari itu hanya terdapat berita pemilu keempat Belgia setelah perang dunia kedua dan akademi Turki yang mengajarkan jurusan elektronik telah didirikan. Beda dengan keesokan harinya ketika Bill Haley dan kometnya dicatatkan pada Rock around The Clock.
Namun menurut Radio BBC, hari paling membosankan pada abad ke-20 terjadi pada 18 April 1930. Di hari itu, penyiar Radio BBC yang membawakan acara buletin berita pada pukul 06.30 mengatakan, ''Tidak ada berita''.
Namun para ahli tidak sependapat dengan pendapat Radio BBC itu. Pasalnya, pada 18 April itu terjadi beberapa peristiwa besar. Hari itu sebenarnya berada di tengah-tengah depresi besar yang dialami negara-negara Barat dan hari kematian Joaquim de Albuquerque Arcoverde Cavalcanti, Kardinal pertama yang lahir di Amerika Latin. Ada juga kelahiran Clive Revill, aktor kelahiran Selandia Baru yang terkenal karena pertunjukan Shakespeare di atas panggung di London.
William Tunstall-Pedoe, pendiri mesin pencari 'True Knowledge' yang berbasis di Cambridge mengatakan, ''Ketika disimpulkan, pemenang (hari paling membosankan) itu ada pada Hari Ahad, 11 April 1954''.
''Tak ada kejadian signifikan yang terjadi hari itu, tak ada tokoh yang meninggal, meskipun di hari-hari biasa pada abad ke-20 itu telah banyak orang terkenal lahir. Untuk beberapa alasan, hari itu mungkin hanya satu yang bisa diklaim sebagai kejadian penting, yaitu lahirnya seorang akademisi dari Turki, Abdullah Atalar.''