REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI--Pemimpin India terlihat memiliki sedikit niat baik menghadang korupsi kronik yang ikut mengganggu politik negara. Sonia Gandhi, bos partai Kongres yang berkuasa, memang mendesak kepala menteri negara bagian barat Maharashtra, Ashok Chavan, untuk mengaku di depan publik dan mengajukan pengunduran diri pada 30 Oktober, setelah bukti perbuatan kotor menyangkut keuangan mencuat.
Namun kemudian, seperti kucing memainkan tikus, Sonia sendiri sulit menerima situasi itu. Ketika pertemuan besar partai berlangsung pada 2 November, tidak sebuah pun kata disinggung terkait skandal Ashok. Pun menyangkut pencurian uang pajak yang menjadi sorotan pesta olahraga Commonwealth di Delhi pada Oktober.
Keengganan itu membuat publik bingung. Para pemilih, muak dengan kisah korupsi yang mengisi sura kabar mereka dan menyoraki perubahan cepat. Ashok, tulis The Economist, terbitan pekan ini, sebagai politisi, bukanlah figur yang dicintai rakyat. Ibu mertua dari istri terkini dan anggota keluarga lainnya mengambil keuntungan dari penipuan dengan membangun flat di blok apartemen mewah di Colaba, Mumbai selatan dan dilaporkan membayar sedikit dari ketetapan harga.
Bangunan berlantai 31 itu pun berdiri tanpa izin sesuai. Lebih buruk, flat itu seharusnya diperuntukkan bagi penghuni khusus yakni pahlawan veteran Kargil--perang senit dengan Pakistan di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 1999--dan para jandanya. Tidak ada satu pun pahlawan yang merasa diuntungkan dengan skema itu.
Posisi Ashok dianggap sejauh ini telah diselamatkan, ketika Barack Obama memulai tur ke India pada 6 November di Mumbai. Konggres mungkin menilai penempatan Ashok untuk menyambut presiden Amerika adalah gagasan buruk. Namun masalah lebih besar ialah menemukan pasangan lain yang lebih bersih untuk mengambil alih peran itu. Daftar panjang anggota kabinet, birokrat, mantan kepala menteri dan tokoh pimpinan militer juga terpapar kasus penipuan properti.
Partai Bharatiya Janata, sebagai oposisi berkokok nyaring mendesak gubernur Maharshtra untuk memecat semua pegawai pemerintah negara bagian. Seruan itu mengancam memaparkan skandal lebih luas, namun bagi Kongres, bahaya lebih besar mengintai dari pejabat mereka sendiri. Mengeluarkan Ashok bisa jadi mengaduk faksi internal partai dan membuka aib yang berpotensi menurunkan rival politik lain. Sehingga, tak ada cerita yang harus diungkap.
Situasi buruk itu meminta ongkos yang harus dibayar mahal India. Sedikit kepercayaan yang didapat oleh pegawai pemerintahan. Penyelenggara utama pada pesta olahraga Persemakmuran bulan lalu, Suresh Kalmadi, diolok-olok di depan umum oleh warga Indian saat acara berlangsung. Pria yang juga anggota Kongres itu juga tengah menjalani penyelidikan resmi. Tak hanya itu, harapan India untuk menjadi tuan rumah Olimpiade, mungkin pada 2020, juga pupus secara menyedihkan.