REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota Komisi I DPR, Teguh Juwarno, mengusulkan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menjadi utusan khusus untuk menengahi perseteruan di Semenanjung Korea. Ini sebagai inisiatif Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Teguh Juwarno dalam dikusi di Jakarta, Selasa (30/11) mengatakan, usulan tersebut sebagai langkah aktif Indonesia seiring dengan macetnya perundingan enam negara dan tidak berfungsinya Dewan Keamanan PBB dalam menyelesaikan ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Teguh menilai, Megawati merupakan sosok yang tepat, karena memiliki tingkat penerimaan yang tinggi dari berbagai negara yang terlibat baik Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, Cina, dan AS.
Selain itu, Teguh menambahkan, Megawati memiliki kedekatan personal, kultural, dan sejarah dengan Korea Utara terkait dengan hubungan baik yang dijalin Presiden Soekarno dengan pemimpin Korea Utara waktu itu Kim Ill Sung. Bahkan jalinan hubungan baik mantan Presiden Soekarno dengan Kim Ill Sung dikenal dengan diplomasi bunga anggrek hingga kini dirayakan di Korea Utara dengan festival bunga anggrek.
"Persoalannya hanyalah pada elite politik saat ini, Presiden SBY seharusnya memberikan tempat bagi mantan-mantan pemimpin untuk dapat berperan. Ibu Mega sebagai utusan khusus bisa menjadi salah satu contoh yang baik," kata Teguh.
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia Hariyadi Wirawan mendukung usulan tersebut. Menurut dia, Megawati dapat menjadi utusan khusus Indonesia karena hubungan personal yang kuat dengan Korea Utara. "Korea Utara negara yang sulit diduga dan hubungan personal mengambil peran, dan Megawati bisa memainkan peran itu," katanya.