REPUBLIKA.CO.ID, Bank Amerika Serikat kemungkinan bakal menjadi target selanjutnya dalam upaya 'buka-bukaan' yang dilakukan situs Wikileaks. Hal tersebut berdasarkan sebuah laporan.
Pada Senin (29/11) kemarin ketika diwawancari majalah Forbes, pendiri Wikileaks Julian Assange mengatakan bahwa dukumen rahasia selanjutnya yang akan dibocorkan adalah kemungkinan seputar data dari Bank Amerika.
Pada Oktober 2009 kemarin, dalam sebuah wawancaranya dengan website Computerworld, Assange mengutarakan bahwa pihaknya memperoleh sejumlah data dari hard disk eksekutif Bank Amerika, tulis The New York Times.
"Pada saat itu, misalnya, kita duduk di 5GB Bank Amerika, salah satu dari hard disk eksekutif Bank Amerika," ujarnya kepada website Computerworld.
"Sekarang bagaimana kami mempresentasikan itu? itu merupakan masalah yang rumit. Kita tidak hanya menyimpan data tersebut ke dalam sebuah file yang besar, tetapi kita tahu kenyataannya bahwa itu (file) memiliki keterbatasan. Untuk menghindari keterbatasan itu, dibutuhkan kemudahan bagi masyarakat agar dapat mudah mengakses dan mencari data terkait hal tersebut," tuturnya.
Dalam pernyataannya di The New York Times, Jurubicara Bank Amerika Scott Silvestri megnatakan, "Lebih dari setahun lalu, Wikileaks mengklaim telah memiliki hard disk eksekutif Bank Amerika. Disamping itu, dibalik klaim mereka, kami tidak memiliki bukti yang mendukung terkait tuntutan tersebut. Kami tidak menyadari berbagai klaim Wikileaks apakah benar-benar berkaitan khususnya dengan Bank Amerika," ujarnya.