Rabu 01 Dec 2010 23:44 WIB

21 Orang Tewas Disapu Banjir dan Longsor

Longsor
Longsor

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS--Ribuan orang Venezuela meninggalkan rumah mereka, Selasa (30/11), setelah tanah longsor dan air yang meluap dari beberapa sungai menewaskan sedikitnya 21 orang dan mengancam akan menimbulkan kerusakan lagi.

Cuaca buruk membuat ditutupnya dua kilang minyak terbesar di negara anggota OPEC tersebut pada Senin (29/11). Satu sumber di perusahaan minyak negara PDVSA mengatakan mereka secara perlahan memulai operasi lagi Selasa.

Jutaan orang miskin di Venezuela hidup di gubuk yang dibangun tanpa perencanaan di daerah kumuh di lereng bukit di Caracas dan di sepanjang pantai Karibia. Hujan lebat mengingatkan masyarakat mengenai tanah longsor yang menimbulkan kerusakan besar pada 1999 sehingga menewaskan sedikitnya 10.000 orang.

Tanah longsor kecil menggulingkan puluhan rumah, dan menimbun mobil serta menghalangi jalan pada pekan ini. Kebanyakan dari 21 orang tersebut tewas akibat tanah longsor, sementara yang lain hanyut terbawa arus sungai.

Pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat di tiga negara bagian dan Caracas, serta membatalkan pelajaran di sekolah dan membuka ratusan tempat berlindung dari badai. "Hujan akan berlangsung terus selama setidaknya tiga hari ke depan," kata Wakil Presiden Elias Jaua kepada stasiun televisi negara.

Barisan panjang terbentuk di daerah miskin Caracas, saat para pejabat mendata keluarga yang akan ditempatkan di tempat penampungan sementara termasuk hotel, kantor pemerintah dan bahkan istana presiden.

Wakil Presiden Elias Jaua mengatakan 5.600 orang dipaksa meninggalkan rumah mereka akibat hujan lebat. Kebanyakan wilayah di negara bagian penghasil minyak, Falcon, dilanda banjir, yang mengakibatkan sedikit tumpahan minyak di dekat kilang minyak Cardon dan Amuay, yang memiliki kapasitas gabungan 955.000 barel per hari.

Satuan utama di Amuay, yang dapat menghasilkan 645.000 barel per hari mulai beroperasi lagi, Selasa, kata satu sumber di kompleks kilang minyak itu. Cardon akan memerlukan 10 hari lagi untuk beroperasi secara normal setelah listrik padam di layanan industrinya, Senin.

Sumber tersebut, yang tak mau disebutkan namanya karena ia tak berwenang untuk bicara, mengatakan pengiriman dari kedua kilang minyak itu tak terpengaruh.

Andean Development Corporation, satu bank pembangunan regional, mengatakan bank tersebut mensahkan bantuan 100 juta dolar AS untuk Venezuela guna membantu negeri itu mengatasi bencana tersebut.

sumber : ant/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement