REPUBLIKA.CO.ID, AALSMEER--Dua muatan strawberry telah meninggalkan Jalur Gaza. Buah ini dimaksud untuk pasar Eropa. Dalam waktu dekat tiga ratus anyer diekspor ke pelelangan bunga Aalsmeer. Dengan bantuan Belanda, telah ditanam tomat cherry dan paprika di Gaza senilai 2,6 juta dolar.
Yousef Shaath direktur inisiatif Belanda di Gaza menjadi pihak yang cukup berperan dalam perdagangan itu. Menurut Yousef masyarakat mengambil banyak keuntungan dari ekspor bunga dan buah. Akibat blokade Israel, sektor agraria di Gaza menghadapi tekanan besar.
Tahun 2009 Israel memutuskan menghalang-halangi ekspor, sehingga sebagian bunga terpaksa dikasih ternak. Proyek ini membuka banyak lowongan kerja di sebuah kawasan yang dilanda pengangguran. Sekitar 250 keluarga mengambil keuntungan darinya. Hasilnya langsung ke petani. "Berkat perdagangan, valuta asing masuk kawasan tersebut. "Ini sangat penting buat ekonomi Gaza," ujar Yousef.
Bunga
Israel hanya mengizinkan ekspor proyek yang mendapat bantuan Belanda. Proyek itu sekarang hanya terbatas pada anyer dan strawberry. Untuk ekspor sayur, Israel belum memberi izin. "Aneh," kata Yousef. Untuk sayur berlaku persyaratan keamanan sama seperti untuk bunga dan buah-buahan.
Selain itu Jalur Gaza hanya boleh mengekspor ke Eropa. "Saya sebenarnya juga ingin menjual barang-barang ini di pasar Israel atau wilayah Palestina lainnya. Di sana kami bisa mendapat harga lebih bagus untuk produk ini daripada di pasar Eropa. Tapi itu urusan diplomasi. Kami hanya mengurus logistik."