Kamis 02 Dec 2010 14:07 WIB

Ikhwanul Muslimin Pertimbangkan Tarik Diri dari Pemilu Mesir

Rep: una/ Red: irf

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Ikhwanul Muslimin mengumumkan kemungkinan menarik diri dari pemilu parlemen Mesir setelah gagal untuk memenangkan satu kursipun dalam putaran pertama pemungutan suara yang dilakukan Ahad pekan lalu. Mereka menyatakan bahwa pemilu legislatif yang amat menguntungkan partai Presiden Husni Mubarak itu diwarnai kecurangan.

Saat ini kelompok Ikhwanul Muslimin memiliki 88 kursi di parlemen lama yang bersiap keluar. Meski bukan merupakan partai politik, kelompok ini mengikuti pemilu sebagai perwakilan independen non partai. Mereka disebut-sebut sebagai oposisi terbesar Partai Nasional Demokrat yang berkuasa saat ini.

Kelompok yang dilarang oleh larangan partai-partai keagamaan, memiliki 88 kursi di parlemen keluar, sekitar seperlima dari perakitan, sehingga sejauh ini blok oposisi terbesar. Kelompok ini mengklaim mereka seharusnya memenangkan 26 kursi untuk lolos pada putaran dua, setelah sebelumnya memproyeksikan akan mendapat 27 kursi.

Pemilu parlemen kali ini menjadi strategis sebagai langkah pijakan untuk pemilihan presiden tahun depan. Pemerintah Mesir dituding sengaja meminggirkan kelompok silam yang kritik agar tak ada penolakan untuk calon presiden dari partai berkuasa.

Presiden Mubarak yang kini berusia 82 tahun berkuasa sejak tahun 1981 secara langsung belum menyatakan ia akan maju lagi sebagai calon presiden. Namun partainya menyiratkan demikian. "Kami sedang membicarakan apakah kita akan terus dalam putaran kedua atau menarik diri (dari pemilu)," kata Essam al-Erian, anggota senior Ikhwanul Muslimin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement