REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--China yang usulannya tentang dialog enam negara terkait Korea Utara ditolak, memperingatkan Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan agar tidak "memperparah konfrontasi" dalam pertemuan minggu depan di Washington.
Rezim nuklir Korea Utara pekan lalu melancarkan serangan artileri mematikan terhadap Korea Selatan dan membanggakan tentang rencana baru tentang pabrik pemrosesan uranium, yang memperdalam kekhawatiran internasional tentang niat mereka itu.
China yang berada di bawah tekanan untuk membawa sekutunya itu berubah pikiran, sempat mengajukan pembicaraan multilateral di Beijing pada awal Desember. Namun hal itu kemudian ditolak oleh AS, Jepang dan Korsel, yang akan mengadakan pertemuan tiga negara di Washington pada Senin mendatang.
"Kami akan tetap memantau perkembangan tentang pertemuan tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Jiang Yu dalam pernyataan yang dirilis Kamis (2/12) kemarin.
"Karena situasi di Semenanjung Korea yang sangat kompleks dan sensitif, kami berharap pertemuan tersebut akan meredakan ketegangan dan memberikan pertimbangan positif terhadap tawaran China untuk pembicaraan enam negara sesegera mungkin," katanya.
Washington, Seoul, dan Tokyo telah memperparah situasi dengan mengadakan latihan perang besar sebagai unjuk kekuatan terhadap Korea Utara, membuat China menyerang negara "yang mengayunkan senjata" namun menolak seruan mereka sendiri untuk dialog.
Beijing telah mengajukan tawaran pertemuan terhadap enam utusan negara terkait untuk menghentikan ambisi nuklir Korut, dengan merangkul kedua Korea, China, Jepang, Rusia, serta AS.
Namun Kepala Staf Gabungan AS Marsekal Mike Mulen mengatakan bahwa China harus memperkuat tekanan mereka kepada Korut atau seruan terhadap pembicaran enam negara tersebut tidak akan terwujud sebagai tindakan nyata.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton yang akan menemui para Menlu Jepang dan Korsel di Washington, pada Kamis menyatakan bahwa ia telah berkonsultasi dengan pejabat senior Rusia dan China terkait pertemuan tersebut.
"Amerika Serikat sangat khawatir terhadap Korea Utara dan kami akan bekerja dengan negara lain di wilayah tersebut," katanya yang merujuk pada China, Jepang, Rusia dan Korea Selatan.