REPUBLIKA.CO.ID,MADRID--Militer Spanyol memerintahkan para pengendali lalu lintas udara (ATC) di negara itu untuk kembali bekerja atau menghadapi ancaman penjara. Bandara Spanyol pun berangsur kembali beroperasi setelah para pekerjanya mogok dan membuat bandara tutup sejak Jumat malam (3/12).
Akibatnya sebanyak 300 ribu lebih pengguna bandara, termasuk para wisatawan terlantar dan menyebabkan kekacuan di bandara. Langkah militer untuk mengambil alih bandara di bawah kendalinya keluar setelah pertemuan darurat kabinet. Masih dibutuhkan waktu antara dua atau tiga hari hingga penerbangan benar-benar normal.
Otoritas pengontrol lalu lintas udara Eropa, Eurocontrol memberikan restu atas langkah yang diambil oleh pemerintah Spanyol untuk membuka kembali wilayah udaranya. Banyak wisatawan berdiri harus-ke-bahu di terminal bandara atau tidur di mana saja mereka bisa, termasuk membungkukkan atas meja ditinggalkan pelanggan layanan atau terhadap kereta bagasi.
Para pengguna bandara yang berdesakkan mencoba beristirahat di manapun yang msaih tersisa tempat. Nyaris seluruh bandara di spanyol lumpuh setelah para petugas ATC melakukan aksi mogok. Hanya bandara di wilayah Andalusia, Spanyol Selatan yang masih berfungsi. Awalnya satu persatu para petugas ATC menginggalkan pekerjaannya dengan alasan sakit.
Para penumpang pesawat menyatakan sangat kecewa karena tindakan para ATC yang membuat mereka terlantar serta terganggunya seluruh jadwal penerbangan di wilayah itu. Ini adalah ujian lain bagi pemerintah sosialis Spanyol yang disebut-sebut sebagai negara yang berada di ujung krisis utang.
Pemerintah Negeri Matador tengah berjuang mengatasi resesi dan popularitas yang terus merosot menghadapi pemilu 2012. Usai langkah yang diambil militer kondisi di bandara di kota Madrid, Bilbao, Las Palmas di Kepulauan Canary berangsur mulai beroperasi.
Menteri Pembangunan, Jose Blanco, mengatakan saat ini kondisi belum normal, apalagi saat ini termasuk masa puncak bagi para pelancong. "Masih butuh waktu 24 sampai 48 jam kita bisa kembali ke normal," ujar Blanco. Secara berurutan mengikuti jadwal, para petugas ATC mulai mengatur lalu lintas bandara.
Polisi setempat membagikan selimut kepada orang-orang yang terlantar di bandara untuk mengusir rasa dingin. "Ini sangat buruk. Wisatawan dari seluruh dunia jadi kena imbasnya," kata Yair Orgler (71, tahun) asal Tel Aviv, Israel di bandara Barajas Madrid.
Rapat darurat kabinet pun menyepakati bahwa negara dalam kondisi genting, dimana Wakil PM Alfredo Perez menyatakan apa yang dilakukan para petugas ATC sama dengan memeras masyarakat agar menuruti keinginannya.
Dia pun meminta maaf kepada wisatawan marah yang menghabiskan Jumat malam mereka dengan tidur di bandara. Senin dan Rabu pekan mendatang adalah hari libur di Spanyol yang membuat jadwal penerbangan semakin padat.
Petugas ATC menyatakan meluncurkan aksi mogok di tengah kebuntuan negosiasi mereka terkait kondisi kerja yang terlalu berat, jadwal kerja dan tunjangan. Sebagai catatan, gaji rata-rata pengendali lalu lintas udara di Spanyol sebesar 463 ribu dolar per tahun.
Namun mulai februari lalu pemerintah memangkas jam maksimal lembur yang menyeybabkan penurunan signifikan pada pendapatan mereka. PM Jose Luis Zapatero menyatakan gaji para petugas ATC masih sangat besar jika dibandingkan dengan gaji tahunan rata-rata di Spanyol sebesar 26.500 dolar.
Spanyol memiliki sekitar 2.000 perugas ATC di seluruh negeri sebelumnya telah berusaha memprotes kebijakan pemerintah.